Serangan udara yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika ke Mosul dalam tiga minggu terakhir menjadi fase paling dahsyat sepanjang kampanye udara melawan ISIS.
Brigjen Matthew Isler, Deputy commanding general for Wakil Komandan Jenderal untuk Air, Combined Joint Forces Land Component Command Operasi Inherent Resolve, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pesawat koalisi telah menjatuhkan rata-rata 500 amunisi presisi-dipandu setiap minggu selama Maret. Bahkan pernah mencapai 605 senjata yang diluncurkan dalam satu minggu.
Angka ini diakui sebagai yang paling tinggi selama kampanye melawan ISIS yang sudah dilakukan sejak 2014 lalu. Semua senjata itu dirilis untuk mendukung Pasukan Keamanan Irak bergerak maju ke wilayah Mosul Barat.
Serangan udara yang meningkat selama operasi merebut Mosul. Menurut statistik Angkatan Udara, pesawat militer dari AS dan negara-negara koalisi lainnya merilis lebih dari 7.000 senjata melawan ISIS pada bulan Januari dan Februari yang meningkat drastis dibandingkan sebelumnya.
Tapi pada saat yang sama, semakin banyak korban sipil di Mosul membuat kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International semakin khawatir bahwa koalisi tidak berbuat cukup untuk melindungi warga sipil. Baru-baru ini, koalisi mengakui melakukan pemogokan 17 Maret atas permintaan Pasukan Keamanan Irak yang mungkin telah membunuh sekitar 100 hingga 200 warga sipil.
Pada hari-hari biasa, sebagaimana dilaporkan Air Force Times Rabu 29 Maret 20187 koalisi koalisi menerbangkan A-10 Warthog, F / A-18 US Navy, Harrier Korps Marinir Amerika, Rafale Prancis, F-16 Belgia, Typhoon Inggris, dan B-52 Stratofortresses Angkatan Udara AS terbang untuk mendukung pertempuran.
Mereka didukung oleh puluhan pesawat intelijen, pengawasan dan pengintaian baik berawak dan tak berawak, dan beberapa drone bersenjata serta enam pesawat peperangan elektronik, serta kapal tanker yang menyediakan 430.000 galon gas setiap hari. Pada hari Kamis, misalnya, Isler mengatakan 32 pesawat tempur dan pembom terbang di atas Mosul untuk melakukan serangan.
Sejak pertempuran Mosul mulai Oktober 17, Isler mengatakan koalisi telah merilis 8.700 senjata presisi-dipandu di mana setiap serangan disetujui oleh Jenderal Irak atau pemimpin Kurdi.