Rusia menilai koalisi pimpinan Amerika memang berniat untuk benar-benar menghancurkan Suriah dan Irak. Hal ini terbukti serangan udara mereka menghancurkan infrastruktur penting yang akan sangat sulit untuk dibangun kembali jika perang usai.
“Kami terus mengamati tindakan koalisi internasional di wilayah Irak dan Suriah. Sebuah kesan sedang dibuat bahwa koalisi internasional menetapkan tujuan untuk sepenuhnya menghancurkan fasilitas infrastruktur penting di wilayah Suriah dan akan sangat memperumit rekonstruksi pasca perang di negara itu,” kata Kepala Staf Umum Departemen Operasi Utama Rusia Kolonel-Jenderal Sergey Rudskoy, Selasa 28 Maret 2017.
Rusia percaya koalisi pimpinan AS harus mengambil langkah-langkah untuk membebaskan Mosul “Kekhawatiran terbesar disebabkan oleh serangan udara koalisi di Dam Efrat barat dari Raqqa. Serangan udara terbaru dilakukan pada 26 Maret,” katanya.
Koalisi pimpinan AS juga menghancurkan empat jembatan dalam serangan udara pada tanggal 3 Februari, dua di Raqqa dan dua di pemukiman al-Kalta dan al-Abbara.
“Sebagai hasil dari tindakan ini, hubungan antara utara dan bagian selatan kota sepenuhnya terganggu, di mana lebih dari 200.000 penduduk tinggal. Pada tanggal 18 Februari, jembatan El Megle di sekitar kota Maadan 60 km timur dari Raqqa akhirnya hancur,” kata jenderal Rusia tersebut.
Dia melanjutkan koalisi pimpinan AS melakukan serangan udara hampir setiap hari di Mosul di mana puluhan ribu warga sipil hidup.
“Hampir setiap hari, penerbangan koalisi memberikan serangan di mana puluhan ribu warga sipil selain militan ISIS ada. Menurut penilaian dari organisasi kemanusiaan internasional, lebih dari 250.000 orang telah meninggalkan kota,” katanya.
Di bagian lain dia mengatakan pasukan Suriah dengan dukungan dari Angkatan Aerospace Rusia telah menewaskan lebih dari 2.100 militan di dekat Hama selama serangan empat hari terakhir.
Pada tanggal 21 Maret, beberapa militan berusaha untuk merebut kota di Suriah barat itu. Kekuatan mereka mencapai 10.000 gerilyawan, sebagian besar anggota Jabhat al-Nusra dan kelompok afiliasinya.
Dengan kekuatan besarnya mereka berhasil merebut beberapa pemukiman di pinggiran Hama dan mendekati kota. Melihat kondisi ini pasukan Suriah dengan dukungan udara Rusia melakukan serangan ke wilayah tersebut. “Setelah serangan situasi di daerah ini stabil. Selama empat hari terakhir sejak pertempuran dimulai di daerah tersebut, lebih dari 2.100 militan, 55 kendaraan lapis baja, dan lebih dari 100 mobil dengan senjata berat telah hancur,” katanya.