Site icon

Situasi Berbalik, Amerika Tuduh Rusia Pasok Senjata ke Taliban

Taliban/ Aljazeera

Seorang Jenderal Amerika  mengatakan kepada anggota parlemen  bahwa  Rusia dan Taliban saat ini memiliki hubungan yang semakin dekat dan  bahkan Kremlin mungkin memasok senjata ke kelompok tersebut.

Jenderal Angkatan Darat AS Curtis Scaparrotti, yang juga Panglima Tertinggi Sekutu  Pakta Pertahanan Atlantik Utara, tidak merinci kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat terkait jenis peralatan yang mungkin diterima Taliban dan kapan dikirim.

Setiap jenis dukungan material, bagaimanapun, akan menjadi eskalasi yang signifikan keterlibatan Rusia dengan Taliban.

“Saya telah melihat pengaruh Rusia akhir-akhir ini, meningkatkan pengaruh dalam hal hubungan dan bahkan mungkin suplai ke Taliban,” kata Scaparrotti sebagaimana dilaporkan Washington Post.

Jenderal Angkatan Darat Amerika John Nicholson yang juga komandan pasukan AS di Afghanistan, telah mengecam kontak Rusia dengan Taliban dan  mengatakan bahwa mereka telah memberikan perlindungan kepada  kelompok yang telah bekerja selama bertahun-tahun untuk melemahkan Amerika Serikat dan pemerintah di Kabul.

Rusia sendiri memiliki pengalaman buruk di Afghanistan ketika harus mundur dengan kekalahan memalukan dalam perang  tahun 1980-an. Kala itu justru Taliban dengan dukungan Amerika yang melawan Soviet. Situasi sekarang justru terbalik karena Rusia mendukung Taliban untuk melawan Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat 24 Maret 2017 menepis tuduhan itu dan  menyebutnya sebagai “kebohongan” dan merupakan upaya Washington untuk membenarkan kegagalan kebijakan di Afghanistan.

Pada hari Kamis 23 Maret 2017,  distrik Sangin di provinsi Helmand Afghanistan diserbu oleh Taliban setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dengan pasukan Afghanistan yang didukung oleh dukungan udara Amerika.

Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban  terus meningkatkan kontrol atas petak besar negara hingga  Jenderal Nicholson mengatakan  ribuan tentara  diperlukan untuk membantu melatih militer Afghanistan dan membalikkan “jalan buntu” di negeri ini. Penilaian ini kemudian didukung oleh  Jenderal Joseph Votel, kepala Komando Sentral Amerika Serikat.

Saat ini, sekitar 5.000 tentara NATO berada di negara ini, selain kehadiran 8.400 kekuatan Amerika. Pasukan Amerika mendukung Afghanistan terutama melalui pelatihan dan serangan udara sementara kontingen kecil pasukan Operasi Khusus  terus melakukan misi kontraterorisme terhadap jaringan kelompok yang diagngap teroris  di negara tersebut.

Baca juga:

Demi ISIS Rusia Gandeng Taliban

Exit mobile version