Pasukan Irak memutuskan untuk menghentikan sementara serangan untuk merebut Kota Mosul dari ISIS Sabtu 24 Maret 2017. Keputusan ini diambil karena tingginya korban sipil yang jatuh dalam pertempuran tersebut.
Penghentian ini dilakukan setelah sebelumnya PBB menyatakan keprihatinanya dengan laporan serangan pada 17 Maret lalu yang
menewaskan atau melukai puluhan orang di distrik al-Jadidah Mosul yang dikuasai ISIS. Korban sipil itu terbukti karena srangan serangan udara oleh Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat. “Kami tertegun dengan kematian yang mengerikan ini,” kata Lise Grande, koordinator kemanusiaan untuk Irak, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat pertahanan sipil dan warga telah mengatakan banyak orang terkubur di reruntuhan bangunan setelah serangan udara terhadap gerilyawan Negara Islam yang memicu ledakan besar.
Penyebab pasti runtuhnya gedung itu tidak jelas tetapi seorang anggota parlemen lokal dan dua warga mengatakan serangan udara mungkin telah meledakkan sebuah truk ISIS yang diisi dengan bahan peledak, menghancurkan bangunan di daerah sangat padat penduduk.
Laporan tentang jumlah korban sipil bervariasi tetapi kepala Pertahanan Sipil Irak Brigadir Mohammed Al-Jawari mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa tim penyelamat telah mengambil 40 mayat dari reruntuhan bangunan. Koalisi ini menyelidiki laporan.
Warga yang berhasil keluar dari Mosul mengatakan serangan udara Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat menghancurkan bangunan dan membunuh warga sipil dalam beberapa kasus. Para pemberontak juga menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menembaki mereka saat mereka mencoba melarikan diri.
“Tingginya kematian warga warga sipil di Kota Tua ini memaksa kita untuk menghentikan operasi untuk meninjau rencana kami,” kata juru bicara Kepolisian Federal Irak sebagaimana dilaporkan Reuters Sabtu.
“Ini adalah waktu untuk menimbang rencana serangan baru dan taktik. Tidak ada operasi tempur yang dilaksanakan.”
Serangan yang didukung Amerika untuk memukul ISIS dari Mosul telah memasuki bulan keenam dan berhasil merebut sejumlah wilayah di sisi timur Mosul dan sekitar setengah dari sisi barat.
Tapi kemajuan telah melambat dalam dua minggu terakhir karena pertempuran memasuki gang-gang sempit di Kota Tua tersebut.
“Kita perlu memastikan bahwa mengalahkan ISIS dari kota tua tidak akan membawa korban sipil yang tinggi. Kita perlu operasi akurat untuk menargetkan teroris tanpa menyebabkan kerusakan kolateral antara penduduk,” kata juru bicara Kepolisian Federal.
Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Irak mengatakan bahwa sejak kampanye di Mosul dimulai pada 19 Februari, laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan hampir 700 warga sipil telah tewas oleh serangan udara pemerintah dan koalisi maupun akibat serangan ISIS.