Program kerja sama antara Moskow dan New Delhi untuk mengembangkan jet tempur generasi kelima India belum keluar dari turbulensi. Program ini seperti maju mundur tidak jelas nasibnya.
Kini Presiden United Aircraft Corporation Rusia Viktor Kladov meyakinkan bahwa Rusia masih menghormati semua komitmen mengenai pengembangan bersama pesawat tempur generasi baru tersebut. Rusia juga siap untuk mendorong program Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) dengan India.
“Kami sedang menunggu keputusan pihak India pada proyek FGFA. Kami memenuhi kewajiban kami dan siap untuk melanjutkan pekerjaan,” kata Viktor Kladov di ajang LIMA 2017 Malaysia dilansir IHS Jane Kamis 23 Maret 2017.
Sebelumnya dilaporkan India akan melanjutkan program FGFA dengan Rusia tetapi mengajukan persyaratan Rusia mau melakukan transfer teknologi secara penuh serta memberi manfaat dalam upaya negara tersebut membangun jet tempur siluman masa depan di dalam negeri.
Sumber Kementerian Pertahanan India mengatakan keputusan ini telah diambil pada “tingkat tertinggi” untuk “tidak mengulangi kesalahan” dari seluruh program akuisisi jet Sukhoi-30MKI dari Rusia. Program yang telah menghabiskan biaya Rs 55.717 crore India itu tidak memberikan sumbangan nyata dalam pembangunan jet tempur dalam negeri.
“Meskipun sebagian besar dari 272 pesawat Sukhoi [240 sudah masuk layanan] telah dibangun oleh Hindustan Aeronautics (HAL), mereka pada dasarnya hanay dirakit di sini dengan kit seluruhnya diimpor. HAL masih tidak dapat memproduksi pesawat Sukhoi sendiri,” kata seorang sumber sebagaimana dikutip Times of India Kamis 9 Maret 2017. Sebuah jet tempur Sukhoi yang dibuat HAL juga lebih mahal jika dibandingkan impor langsung dari Rusia.
Jadi, meskipun ada tekanan Rusia untuk segera menandatangani kontrak FGFA, India sekarang tetap akan bertahan untuk bisa mendapatkan hal yang lebih baik untuk kontrak senilai sekitar US$25 miliar untuk membangun 127 jet tempur siluman tersebut.
Kedua negara telah menandatangani kesepakatan membangun FGFA pada tahun 2007, yang diikuti kontrak desain senilai US$295 juta pada awal tahun 2010 sebelum kemudian perundingan terhenti.
Program FGFA India terkait langsung dengan program T-50 PAK FA Rusia karena jet tempur tersebut akan menjadi dasar pengembangan. Tetapi Times of India melaorkan New Delhi sudah kecewa dengan pengembangan T-50 yang dinilai tidak memiliki kemampuan siluman tinggi serta daya dorong mesin yang kurang kuat. India juga mencatat ada 43 kekurangan yang ditemukan dalam T-50.
Rusia kemudian menjanjikan FGFA India akan sangat berbeda dari Sukhoi T-50, dengan mesin yang lebih kuat dan kemampuan lainnya. Di bawah kontrak utama R & D, India dan Rusia seharusnya menyumbang US$ 4 miliar untuk pengembangan prototipe, pengujian dan membangun infrastruktur-up. Pengiriman jet tempur akan dikenakan biaya tambahan, yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan 94 bulan setelah kontrak itu ditandatangani.
Baca juga: