Sebuah pembom strategis B-1B milik Amerika didampingi dengan jet tempur Korea Selatan Rabu 21 Maret 2017 melakukan penerbangan rendah di Semenanjung Korea. Sebuah pesan yang diberikan kepada Pyongyang untuk tidak berbuat macam-macam.
Sebenarnya rencana awal akan ada dua B-1B yang dikirim dalam latihan simulasi serangan ke Korea Utara tersebut. Tetapi satu pesawat mengalami masalah mekanik hingga tidak bisa dikirimkan.
Terbang di atas pulau Jikdo di Laut Barat, B-1B bergabung dengan skuadron F-15K dan dua KF-16 Korea Selatan. Setelah melakukan misi latihan gabungan pesawat kemudian kembali ke pangkalan mereka di Guam.
“Melalui latihan ini, Angkatan Udara Korea Selatan dan AS menunjukkan pencegahan yang kuat terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” kata Angkatan Udara Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Yonhap.
Praktik ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas serta dikombinasikan kemampuan taktis, serta kemampuan untuk segera menyebarkan aset strategis bila diperlukan.
Para pejabat Angkatan Udara AS menunjukkan pentingnya pelatihan gabungan tersebut. “Kerja dan pelatihan side-by-side dengan mitra Korea Selatan meningkatkan kemampuan kami untuk mengintegrasikan operasi udara lebih efektif untuk menghalangi agresi di wilayah tersebut,” kata Mayor. Ryan Simpson, kepala operasi bomber Pacific Air Forces dalam siaran pers terpisah .
“Sebagai bonus tambahan, Korea Selatan menawarkan lingkungan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan awak bomber kami.”
Penerbangan itu terjadi beberapa jam setelah Korea Utara melakukan uji coba meluncurkan rudal dari pangkalan militer timurnya yang tampaknya berakhir dengan kegagalan.
Bomber jarak jauh kecepatan tinggi ini dikenal dengan kemampuan membawa muatan konvensional terbesar di arsenal Angkatan Udara AS.
Pemerintahan Donald Trump terus meningkatkan tekanan pada Pyongyang yang dinilai semakin provokatif. Kapal selam nuklir Amerika Serikat USS Columbus (SSN-762) dan kapal induk USS Carl Vinson juga berpartisipasi dalam pelatihan kedua negara. Amerika juga mengerahkan dua B-1B ke Korea minggu lalu.
Sehari setelah berita sortie sebelumnya dua B-1B ke Korea, kantor berita Korea Utara KCNA menggambarkannya hal itu ditujukan untuk membuat serangan preemptive.
“Ini membuktikan dengan jelas bahwa tindakan militer musuh yang sembrono untuk membuat serangan nuklir preemptive pada DPRK [Korea Utara] telah mencapai tahap yang sangat berbahaya,” katanya yang juga mengacu pada pengiuriman Carl Vinson ke Korea Selatan.