Rusia menganggap Asia Tenggara sebagai pasar yang menjanjikan untuk berbagai senjata produksi mereka. Negara ini terus berupaya membangun kerjasama dengan negara-negara di kawasan ini.
“Kami sedang membangun kerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara dan melihat pasar mereka menjanjikan untuk berbagai persenjataan dalam negeri dan perangkat keras militer. Ada negara-negara di kawasan ini yang merupakan mitra besar Federasi Rusia di bidang militer dan kerjasama teknis, “kata Deputi CEO Layanan Federal untuk Kerjasama Militer dan Teknik Rusia Mikhail Petukhov di pameran senjata internasional LIMA-2017 Selasa 21 Maret 2017.
Pesawat masih memegang tempat pertama dalam struktur ekspor Rusia ke negara-negara kawasan Asia Tenggara.
“Pesawat-pesawat Su-27 / Su-30, MiG-29 menikmati permintaan di sini dan kami melihat prospek yang baik untuk pesawat latih tempur Yak-130. Setelah pesawat, hardware angkatan laut juga mendapat permintaan tinggi, khususnya, kapal selam Project 636, kapal kelas Gepard, kapal rudal dan patroli dari berbagai kelas dan perangkat keras pasukan darat seperti sistem rudal antipesawat dan kompleks rudal antitank, ” kata pejabat itu dikutip TASS.
Jet tempur didasarkan pada pesawat Su-30MK ditawarkan oleh Rusia ke beberapa negara Asia Tenggara. Semntara jet tempur garis depan MiG-29 juga beroperasi di beberapa negara di wilayah ini, termasuk Malaysia.
Pesawat latih tempur Yak-130 telah beroperasi bersama Angkatan Udara Bangladesh. Yak-130 juga dapat secara efektif digunakan sebagai pesawat tempur ringan.
Fregat Gepard-3.9 telah beroperasi di Angkatan Laut Vietnam. Kapal selam diesel listrik Project 636 Kelas Kilo dengan persenjataan rudal telah banyak beroperasi di beberapa negara Asia Tenggara. Kapal selam ini dirancang untuk menghancurkan kapal selam serta kapal permukaan musuh.