China mengatakan situasi di Laut China Selatan sebenarnya sudah membaik dibandingkan tahun lalu karena upaya yang dilakukan negara-negara yang berada di kawasan tersebut. Untuk itu Beijing meminta negara yang tidak memiliki kepentingan di sana tidak mengganggu stabilitas yang sudah tercipta.
Hal itu dilontarkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menanggapi rencana Jepang untuk mengirim kapal peran terbesar mereka, Izumo ke Laut China Selatan. Bahkan Beijing tidak akan segan-segan mengambil respons atas langkah Tokyo tersebut.
“China akan mengambil langkah-langkah respons yang diperlukan jika Jepang mengirimkan kapal perang terbesar, pembawa helikopter Izumo, pada tur tiga bulan ke Laut China Selatan,” kata Hua Chunying pada pertemuan Kamis 16 Maret 2017.
Sebelumnya sejumlah media melaporkan Jepang akan mengirim Izumo dalam tur ke Laut China Selatan. Kapal raksasa itu akan berhenti di Singapura, Indonesia, Filipina dan Sri Lanka untuk menguji kemampuan kapal sebelum bergabung dengan manuver bersama Malabar dengan India dan Amerika Serikat.
“Berdasarkan kepentingannya sendiri, Jepang baru-baru ini telah menciptakan masalah dan polarisasi atas masalah Laut China Selatan. Pendekatan ini telah menimbulkan kemarahan besar warga China. Jepang terus melakukan hal ini, dan upaya untuk memiliki kehadiran militer di Laut China Selatan menunjukkan ancaman bagi kepentingan China dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. China, tentu saja, akan mengambil tindakan penanggulangan dalam kasus ini, “kata Hua.
Hua menambahkan bahwa situasi di Laut China Selatan membaik dibandingkan dengan tahun lalu karena upaya dari negara-negara regional, dan negara-negara di luar kawasan itu harus menghormati upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
Hua mencatat bahwa Tokyo bukan pihak yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan, dan Jepang harus merefleksikan sejarah dan menahan diri dari langkah-langkah yang bisa membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
China dan beberapa negara di kawasan ini, yaitu Jepang, Vietnam dan Filipina, terlibat dalam sengketa perbatasan maritim dan daerah tanggung jawab dalam China Selatan dan China Timur laut. Jepang dan China juga terlibat sengketa wilayah atas Kepulauan Senkaku, yang disebut di China sebagai Kepulauan Diaoyu, sejak 1970-an. Jepang mengendalikan wilayah itu, sementara China juga menyatakan klaim kepemilikan atas tempat tersebut.
Baca juga: