Pentagon menghubungkan kejadian di Israel dengan foto satelit dan keduanya adalah pesawat yang sama. Mereka tiba-tiba telah dihadapkan pada kenyataan Soviet memiliki jet tempur yang bisa berlari lebih cepat dan keluar dari senjata dan pesawat apapun milik Angkatan Udara AS.
”Ini adalah kasus klasik dari salah tafsir militer,” kata Stephen Trimble, editor Flightglobal.
“Mereka tampaknya melebih-lebihkan kemampuan berdasarkan penampilan saja,” katanya, “dari ukuran sayap dan dari intake udara yang besar. Mereka mengira itu akan menjadi sangat cepat, dan juga berpikir itu akan menjadi sangat bermanuver. Mereka benar tentang yang pertama, tetapi tidak begitu benar tentang yang kedua.”
Apa yang telah dilihat satelit AS dan dilacak radar Israel adalah versi dari pesawat yang sama yakni MiG-25. Pesawat itu dibangun sebagai reaksi terhadap serangkaian pesawat AS sedang dipersiapkan untuk masuk ke layanan pada tahun 1960 yakni pesawat tempur F-108 hingga pesawat mata-mata SR-71 dan bomber B-70.
Semua pesawat ini memiliki satu kesamaan yakni mereka akan terbang tiga kali kecepatan suara.
Lompatan teknologi yang dibutuhkan untuk menjadikan pesawat bisa terbang dari Mach 2 sampai Mach 3 adalah tantangan besar
Pada tahun 1950, Soviet telah terus berpacu dengan kemajuan lompatan dalam penerbangan. Mereka memiliki pembom yang bisa terbang hampir secepat dan setinggi B-52 Amerika. Pesawat tempur mereka, banyak yang dibuat oleh tim desain MiG, menyaingi jet tempur Amerika, meskipun radar dan elektronik lainnya mereka tidak begitu canggih.
Tapi lompatan teknologi yang dibutuhkan untuk mengambil sebuah pesawat dari Mach 2 sampai Mach 3 adalah tantangan besar. Dan desainer Soviet bekerja secepat mungkin.
Dipimpin oleh Rostislav Belyakov dari MiG, tim desain bekerja.
Untuk terbang begitu cepat, pesawat tempur baru membutuhkan mesin dengan daya dorong kolosal. Tumansky, perancang mesin terkemuka dari Uni Soviet, telah membangun sebuah mesin yang mereka percaya bisa melakukan pekerjaan itu. Mesin itu adalah R-15 turbojet, yang telah ditujukan untuk proyek rudal jelajah ketinggian tinggi.
MiG akan membutuhkan dua dari mereka, masing-masing mampu mendorong 11 ton.
Terbang begitu cepat juga menciptakan sejumlah besar panas gesekan saat pesawat mendorong molekul udara. Ketika Lockheed membangun SR-71 Blackbird, mereka dibangun dari titanium, yang bisa menahan panas yang sangat besar.
Tapi titanium sangat mahal dan sulit untuk diolah. Sebaliknya, MiG pergi dengan baja. Dan . MiG-25 dilas dengan tangan.
MiG-25 sangat besar dengan panjang 64ft (19.5m) dan hanya beberapa kaki lebih pendek dari bomber Lancaster era Perang Dunia II.
Badan pesawat dibutuhkan menjadi ini besar untuk menampung mesin dan sejumlah besar bahan bakar yang dibutuhkan untuk tenaga mereka. “MiG-25 bisa membawa 30,000lbs (13,600kg) bahan bakar,” kata Trimble.
Penggunaan baja juga menjadi alasan MiG-25 memiliki sayap besar. Sayap ini tidak berfungsi untuk membantu pertempuran udara dengan pesawat Amerika tetapi hanya untuk tetap di udara.
MiG dirancang untuk menuju ke target dengan dipandu radar darat. Ketika mereka dalam jarak 50 mil (80km) dari target radar mereka baru akan mampu mengambil alih, dan mereka akan menembakkan rudal-rudal mereka yang juga sangat besar sesuai dengan ukuran MiG. Beberapa rudal memiliki panjang 20-kaki (6m) .
Sebagai counter Blackbird Amerika, MiG juga membangun versi pengintai, yang tidak bersenjata, tapi memiliki kamera dan sensor lainnya. Tanpa rudal dan radar penargetan yang berat, versi ini lebih ringan dan itu bisa terbang secepat Mach 3.2. Ini adalah versi yang diliihat Israel pada tahun 1971.
Pada awal 1970-an, kepala pertahanan AS tidak tahu apa-apa tentang kemampuan MiG meskipun mereka telah memberi codename ‘Foxbat’. Amerika hanya tahu dari foto buram yang diambil dari ruang angkasa dan dari blip pada layar radar di atas Mediterania. Mereka harus mendapatkan pesawat untuk mengetahui kemampuannya.