Tidak Lagi Bisik-Bisik, Amerika Tuduh Rusia Kerahkan Rudal Terlarang

Tidak Lagi Bisik-Bisik, Amerika Tuduh Rusia Kerahkan Rudal Terlarang

ToTopolSetelah sebelumnya hanya terkesan bisik-bisik, kini Amerika secara terbuka menuduh Rusia telah mengerahkan rudal terlarang yang mengancam fasilitas mereka di Eropa serta negara-negara NATO.

Seorang jenderal senior Amerika Serikat menuduh Rusia tidak menunjukkan semangat yang jelas untuk menepati perjanjian nuklir.

“Kami percaya bahwa Rusia telah sengaja mengerahkan[rudal nuklir] untuk menimbulkan ancaman bagi NATO dan fasilitas Amerika di dalam wilayah NATO,” kata Jenderal Paul Selva, wakil ketua Kepala Staf Gabungan di depan  Komite Angkatan Bersenjata Senat Rabu 8 Maret 2017 lalu.

Selva mengatakan ia tidak melihat indikasi  Moskow bermaksud untuk mematuhi  perjanjian pembatasan rudal  nuklir  jarak menengah tahun 1987 atau Intermediate-Range Nuclear Forces (INF)  Treaty  yang melarang seluruh  rudal jelajah berbasis darat dengan kisaran antara 500 dan 5.500 kilometer. Perjanjian ini disepakati pada tahun-tahun akhir Perang Dingin. “Kami harus memperhitungkan apa arti semua ini,” kata Selva dilansir Defense News.

“Kami telah memulai penyelidikan dari serangkaian perubahan strategi potensial,” katanya, sebagian dengan melakukan latihan perang dan latihan militer.

Ketika ditanya  bagaimana Amerika  menanggapi  rudal jelajah Rusia tersebut, Selva mengatakan militer sedang mempersiapkan satu set pilihan untuk dipertimbangkan tahun ini oleh pemerintah Trump sebagai bagian dari tinjauan kebijakan nuklir yang lebih luas.

Selva mengatakan dia tidak bisa secara terbuka mendiskusikan pilihan mereka. Ketika ditekan dia hanya mengatakan rencana itu intinya adalah  “mencari daya ungkit untuk mencoba menekan  Rusia  datang kembali ke kepatuhan.”

Pemerintahan Obama telah menuduh Moskow melanggar perjanjian nuklir, tetapi pernyataan Selva adalah konfirmasi publik pertama dari berita terbaru yang melaporkan bahwa Rusia telah dikerahkan rudal jelajah berkemampuan nuklir.

The New York Times, yang pertama kali melaporkan penyebaran rudal Rusia, menyebutkan bulan lalu bahwa Rusia memiliki dua batalyon yang beroperasi di lapangan. Salah satunya adalah di lokasi uji coba rudal di Kapustin Yar dan satu dipindahkan pada bulan Desember dari situs tes ke basis operasional di tempat lain di negara ini. Rusia membantah bahwa mereka telah melanggar perjanjian INF.

Baca juga:

Moskow: Amerika Tak Bisa Hadang Rudal Nuklir Kami