Masa Depan Angkatan Udara Malaysia Tidak Pasti 

Masa Depan Angkatan Udara Malaysia Tidak Pasti 

Masalah bertambah karena pada  2016 RMAF kehilangan empat jenis pesawat karena kecelakaan. Empat pesawat itu adalah pesawat  transportasi Airtech CN235-225M, pelatih Aermacchi MB-399, Beechcraft King Air 200T yang dikonfigurasi sebagai patroli maritim dan helikopter transportasi Sikorsky S-61A- 4 Nuri.

Dari empat kecelakaan itu , MB-339CM dan King Air memiliki dampak paling besar. Armada kecil  MB-339CM sudah tidak memadai untuk kebutuhan pelatihan dan hanya mempertahankan  delapan pesawat. Itupun dengan mengkanibal mesin pesawat MB-339A  dan menginstal  ke pesawat seri CM. Opsi untuk empat pesawat tambahan tidak pernah dilaksanakan.

RMAF juga memiliki enam Hawk 108 untuk peawat tempur latih  lead-in, tetapi jumlahnya cukup kecil dan tidak cukup untuk menghasilkan pilot tempur dalam jumlah yang memahadahi.  Sejauh ini RMAF belum mengeluarkan persyaratan untuk pelatih tempur lead-in baru.   BAE telah menawarkan Hawk T2S dengan syarat Malaysia harus membeli jet tempur Typhoon.

Demikian pula, kecelakaan King Air menjadikan pesawat yang sudah sedikit semakin tidak memadahi. Belum ada informasi apakah pesawat yang rusak itu akan diganti atau tidak.

Namun, laporan berkala muncul bahwa RMAF bisa memperoleh pesawat patroli maririm CN-235 yang dibangun PT DI  atau mengkonversi beberapa  CN-235 yan mereka miliki menjadi  versi pesawat patroli maritime.

Northrop Grumman menawarkan  E-2D Hawkeye dan Saab juga mengajukan Erieye. Kedua pesawat ini bisa melakukan misi patroli maritime serta sebagai pesawat peringatan dini dan kontrol. Namun tidak jelas komitmen Malaysia atas tawaran tersebut.

Angkatan laut AS telah mengirimkan Boeing P-8 Poseidon MPA ke Malaysia pada sejumlah kesempatan, tapi para pejabat AS menekankan bahwa kunjungan  bertujuan untuk membantu Malaysia di wilayah kesadaran domain maritim bukan untuk mempromosikan Platform P -8. Pilihan lain tampaknya  melengkapi dua pesawat transportasi tatis Lockheed Martin C-130  dengan peralatan patroli maritime.

Hilangnya CN-235 dan helikopter Nuri tidak bergitu membawa pengaruh karena RMAF masih memiliki 12 helikopter   Airbus Helicopters H225M yang  beroperasi secara normal.

Sedangkan CN-235 adalah transportasi VIP, tapi kemampuan transportasi taktis RMAF  lebih dari cukup dengan armada yang terdiri dari  C-130 dan tiga dari empat A400M  telah memasuki layanan. A400M Malaysia pertama saat ini kembali Seville untuk ditingkatkan ke konfigurasi taktis, sedangkan dua sisanya dijadwalkan untuk mengunjungi Seville untuk hal yang sama. Pesawat keempat akan tiba sebelum pertengahan 2017, sepenuhnya dilengkapi dalam konfigurasi taktis.