Pemerintah Lithuania baru-baru ini mengeluarkan panduan tentang cara warganya bisa melawan invasi dan pendudukan Rusia. Jika perlu dengan kekuatan senjata.
Lithuania bertekad untuk menghalangi agresi dengan membuatnya jelas bagi penyerang bahwa meskipun invasi pada akhirnya berhasil, pertarungan jauh dari selesai. Dengan kata lain kehilangan wilayah tidak akan berarti hilangnya perang.
Lithuania dan negara Baltik pada umumnya telah menjalankan konsep Si Vis Pacem, Para Resistentiam atau jika ingin perdamaian maka persiapkan pertahanan. Dan mereka telah menyiapkan strategi “Total Defense” yang mulai dilakukan beberapa terakhir didorong agresi Rusia di Crimea, Ukraina bagian timur, dan di tempat lain.
Total Defense melibatkan seluruh masyarakat, dari pemerintah, sektor swasta hingga warga negara. Keterlibatan warga menjadi bagian penting dari rencana pertahanan nasional Lithuania dan itu tertanam dalam Konstitusi Strategi Keamanan Nasional dan Strategi Militer 2016. Total Defense bertujuan untuk membuat penyerang lebih sulit untuk mengacaukan negara.
Estonia telah lama memiliki konsep pertahanan yang sama, dan pemerintah Latvia berkomitmen untuk memperkuat Garda Nasional dan mendesak semua warga negara untuk berperan aktif dalam melawan agresi apapun.
Sejarah Baltic kaya dengan contoh-contoh perlawanan, dari perang “Forest Brothers” ketika melawan Nazi, kemudian Soviet selama dan setelah Perang Dunia II, dan “revolusi bernyanyi ” yang menyebabkan kemerdekaan Baltik dari Uni Soviet setelah runtuh pada 1991.
Namun, sejarah Forest Brothers yang akhirnya dihapuskan oleh KGB dan pendahulunya setelah beberapa tahun pertempuran yang gagah berani, juga menunjukkan bahwa perlawanan rakyat melawan kekuatan pendudukan mungkin tidak cukup untuk membebaskan negara.
Tetapi hal ini bisa menunda invasi serta menunjukkan bahwa negara yang diserang tetap ada dan berdaulat meski di bawah pendudukan serta membantu menggalang dukungan internasional.
Misalnya, perlawanan Prancis paling sukses dalam Perang Dunia II ketika tindakannya dikoordinasikan dengan kekuatan Sekutu. Rencana Swiss untuk “resistansi total” selama Perang Dingin didasarkan pada harapan bantuan dari Barat.
Dengan demikian, dalam kasus invasi Rusia, pasukan perlawanan Baltik harus siap untuk melakukan sinkronisasi kegiatan mereka dengan pasukan NATO dan NATO harus mengambil perlawanan Balti sebagai diperhitungkan selama kampanye mereka pembebasan.