Jerman secara terbuka mengaku khawatir dengan keputusan Rusia untuk membangun secara permanen stasiun rudal Iskander di Kaliningrad. Penempaan rudal di kawasan Laut Baltik ini disebut akan menandai kemunduran bagi keamanan Eropa.
Rusia mengatakan pada Oktober bahwa mereka telah memindahkan balistik berkemampuan rudal nuklir di Kaliningrad dan mengerahkan sistem rudal udara S-400 sebagai pertahanan di sana. Pengerahan itu merupakan bagian dari rutinitas latihan, tetapi para pejabat militer barat khawatir bahwa hal itu akan menjadi permanen.
“Jika rudal Iskander ditempatkan di Kaliningrad secara permanen, akan menjadi penyebab keprihatinan besar dan pukulan untuk keamanan Eropa,” kata Menteri luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel kepada kantor berita Rusia, Interfax.
“Itulah sebabnya kami memantau apa yang terjadi di Kaliningrad dengan sangat hati-hati.” Gabriel pergi ke Moskow pada Rabu 8 Maret 2017 setelah pertemuan dengan mitra polandia di Warsawa.
Beberapa modifikasi dari rudal Iskander-M mampu menjangkau target 700 km (450 mil), sehingga menempatkan ibukota Jerman Berlin dalam jangkauan Kaliningrad.
Lithuania, yang berbatasan dengan Kaliningrad, pada Januari mengatakan bahwa mereka berencana untuk membangun pagar kawat setinggi dua meter di sepanjang perbatasan, untuk menanggapi kekhawatiran atas sikap Rusia.
Gabriel mengunjungi Lithuania pekan lalu, dan bersumpah untuk menjaga pasukannya di wilayah tersebut selama dibutuhkan.
Dalam wawancara dengan Interfax, Gabriel menolak kritik Rusia tentang penyebaran 4.000 tentara NATO ke Polandia dan negara-negara Baltik, termasuk 400 tentara jerman di Lithuania.
“Jerman dan negara-negara NATO bukanlah yang pertama pergi ke daerah Baltik ,” katanya, ia menambahkan bahwa jumlah pasukan Jerman wilayah itu sangat kecil dibandingkan pihak Rusia secara masif.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/01/27/nato-memang-harus-khawatirkan-iskander-rusia/