30 Tahun Jadi Tulang Punggung Memburu Kapal Selam, India Pensiun Tu-142

30 Tahun Jadi Tulang Punggung Memburu Kapal Selam, India Pensiun Tu-142

India akan segera mempensiun salah satu armada ikonik buatan Soviet Tu-142 yang selama 30 tahun telah menjadi platform andalan Angkatan Laut untuk melakukan misi patroli maritim dan anti-kapal selam. Ini adalah ikon kedua yang akan pensiun setelah kapal induk INS Viraat yang juga dibangun Uni Soviet.

Pesawat turbropop terbesar dan tercepat di dunia dan diberi nama oleh India sebagai Albatross ini akan dipensiun akhir Maret 2017 mendatang. Sebanyak delapan pesawat ini masuk ke layanan Angkatan Laut India sejak Mei 1988.

“Mereka adalah tulang punggung pengintai maritime jarak jauh dan operasi anti-kapal selam kami . Tapi saat ini hanya tiga pesawat yang sepenuhnya operasional. Mereka sekarang akan pensiun di stasiun udara angkatan laut INS Rajali di Arakkonam di Tamil Nadu pada upacara pada 29 Maret, “kata seorang pejabat sebagaimana dikutip Times of India Rabu 8 Maret 2017.

TU-142M selanjunya akan digantikan oleh 12 pesawat Poseidon-8I  dengan delapan pesawat sudah masuk layanan saat ini. Mengemas   radar dan dipersenjatai dengan rudal Harpoon Block-II  dan torpedo ringan  MK-54, roket dan bom kedalaman, pesawat ini jelas akan jauh lebih mampu dibandingkan Tu-142.

TU-142M adalah pesawat pengintai maritime jarak jauh pertama  Angkatan Laut India. Dengan lebar sayap 50 meter  dan radius tempur 6.500-km, TU-142m memiliki kecepatan sekitar 850 kmph. “Mereka juga memiliki kemampuan terbang ketinggian tertinggi di antara pesawat turboprop, dengan  operasional lebih dari 13.000 meter,” kata seorang petugas.

Dengan kru 10-anggota, TU-142M juga dapat membawa setidaknya lima torpedo serta bom jatuh bebas dan bom kedalaman. “Tapi sensor dan sistem senjata dari TU-142M telah usang di makan usia serta membutuhkan biaya besar untuk perawatan serta suku cadang mahal.”

“Jika TU-142M adalah mata elang,  P-8I jauh lebih kuat mampu dari mata elang,” tambahnya.

Seperti  TU-142M, P-8I  bekerja bersama dengan pesawat intai maritime jarak menengah  seperti IL-38s dan pesawat tanpa awak Searcher-II dan Heron buatan Israel untuk membangun tiga lapis IOR.

Baca juga:

https://www.jejaktapak.com/2016/09/05/mengenal-anak-turun-tu-95-bear-rusia/