Sumadija, Kebangkitan Industri Pertahanan Serbia

Sumadija, Kebangkitan Industri Pertahanan Serbia

Dalam pameran senjata yang digelar di Abdu Dhabi beberapa waktu lalu, Serbia menampilkan sejumlah senjata mematikan yang mereka bangun. Hal ini menunjukkan industri pertahanan negara tersebut tengah bangkit kembali.

Serbia telah membuat comeback serius untuk menjadi produsen senjata nomor satu di Eropa tenggara. Serbia menawarkan berbagai peralatan tempur untuk pembeli potensial, mulai dari pistol dan pakaian tempur, hingga  UAV, kendaraan lapis baja dan artileri.

“Ini berarti bahwa kompleks industri militer Serbia adalah bangkit kembali setelah tahun 1999 dan semua NATO lakukan untuk kita dengan membom Yugoslavia,” kata pengamat militer Miroslav Lazanski yang juga jurnalis surat kabar Politica yang berbasis di Belrade sebagaimana dilansir Sputnik Minggu 5 Maret 2017.

Salah satu yang dipamerkan adalah sistem rudal permukaan ke udara Sumadija yang mampu menghantam target hingga jarak 300 kilometer jauhnya. Sistem yang dirancang dan dibangun di Serbia ini mendapat banyak  perhatian selama pameran di Abu Dhabi.

“Ini adalah apa yang Serbia perlukan untuk mencegah partisipasi  tetangga regional seperti yang terjadi pada agresi  kepada kami tahun 1999.  Sumadija juga dapat menghantam kota-kota besar di negara-negara tetangga.

“Mudah-mudahan tidak ada konflik seperti yang pernah   terjadi, tetapi jika itu terjadi dan seseorang cukup gila untuk menawarkan negaranya kepada negara ketiga untuk menyerang Serbbia [seperti yang dilakukan Bulgaria di tahun 1999], kita sekarang memiliki rudal untuk mencapai semua kota strategis di wilayah tersebut,” Lazanski memperingatkan.

Dia menambahkan bahwa Sumadija sepenuhnya proyek dalam negeri dan dibangun  oleh perusahaan milik negara Yugoimport-SDPR dan perusahaan swasta Edepro.

Rudal ini memiliki jangkauan minimal 70 kilometer dan jangkauan maksimum 300 kilometer. Sistem dapat beroperasi pada suhu udara berkisar antara 30 derajat di bawah nol, hingga 50 derajat di atas nol. Sumadija membawa hulu ledak fragmentasi atau thermobaric, dan membutuhkan waktu 12 menit untuk memulai.

Lazanski mengatakan bahwa satu-satunya rudal asing yang mirip dengan  Sumadija adalah WS-2 yang dibangun China.

“Ini adalah jenis rudal bahkan mantan Yugoslavia tidak mampu untuk membangun,” Miroslav Lazanski menyimpulkan.