USS Enterprise CV-6 telah menjadi sebuah nama yang begitu patriotik bagi veteran Perang Dunia II. Kapal Induk ini begitu legendaris dan gagah perkasa dengan meraih 20 Bintang Perang, Presidential Unit Citation and Navy Unit Commendation dan puluhan penghargaan lain.
Sayangnya kapal ini kemudian dihancurkan pada tahun 1958 ketika sudah pensiun. Untuk menjaga nama besarnya, kapal induk lain kemudian diberin nama Enterprise (CVN-65). Kapal induk bertenaga nuklir pertama di dunia. Kali ini kita akan membahas tentang kapal induk ini.
Munculnya Tenaga Nuklir di Laut
Ide propulsi nuklir laut sebenarnya sudah ada jauh sebelum bom nuklir diledakkan. Teori fisi nuklir telah menghasilan sejumlah energi dengan konsumsi bahan bakar yang sangat sedikit. Hingga propulsi nuklir memungkinkan kapal untuk bisa berlayar sangat jauh tanpa pengisian bahan bakra selama bertahun-tahun.
Kapal selam menjadi menjadi platform pertama yang mampu menutup kelemahannya dengan tenaga nuklir untuk menggantikan propulsi diesel-listrik. Kapal selam nuklir bisa berendam selama dia mau dan dibutuhkan, beda dengan kapal selam diesel listrik yang harus secara periodik muncul ke permukaan untuk mengisi baterainya dengan diesel.
Program untuk membangun kapal selam nuklir pertama dikembangkan di bawah pimpinan Hyman G. Rickover, yang kemudian dia dijuluki sebagia bapak nuklir angkatan laut.

Tetapi propulsi nuklir untuk kapal induk justru tidak menjadi prioritas kala itu. Hal ini karena kapal induk juga didampingi dengan kapal perang kecil yang juga tetap membutuhkan bahan bakar konvensional. Sehingga kapal induk nuklir akhirnya tetap tergantung pada bahan bakar dari kelompok tempurnya. Tetapi seringnya pengisian bahan bakar telah mengurangi kesiapan operasional mereka dan membuat mereka rentan terhadap serangan selama proses pengisian bahan bakar berlangsung.
Ada kendal lain. Salah satunya sebagian besar bahan nuklir yang dihasilkan digunakan untuk senjata atom atau untuk membangun reaktor kapal selam. Selain itu

membangun kapal induk bertenaga nuklir akan sangat mahal meski fakta bahwa biaya bahan bakar yang dibutuhkan dalam jangka panjang jauh lebih mahal lagi. Alasan terakhir, Angkatan Udara ingin hampir semua anggaran pertahanan untuk jet dan pembom cepat dan karenanya tidak ada cukup dana untuk memulai pembangunan kapal induk nuklir.