Beberapa kali Angkatan Laut Amerika dibuat terkejut dan malu dengan aksi kapal selam China. Dalam sejumlah kesempatan kapal selam Beijing tiba-tiba muncul di dekat kapal induk Amerika tanpa terdeteksi sebelumnya. Sebuah pesan berbahaya bahwa kekuatan bawah air China tidak bisa dianggap remeh.
Yang paling terkenal adalah insiden pada 2006 ketika kapal selam Song tiba-tiba telah ada pada jarak dalam jangkauan tembak dari kelompok tempur kapal induk USS Kitty Hawk. Padahal kapal selam Song bisa dibilang merupakan kapal selam dengan kemampuan yang relative rendah. Itupun bisa menembus barisan kapal yang bergabung dalam kelompok tempur kapal induk.
Dalam kasus lain pada Oktober 2015 lalu, kapal China juga dilaporkan “mengintai” kelompok tempur USS Ronald Reagan yang akhirnya membunyikan lonceng alarm di antara pejabat pertahanan Amerika.
Jadi pertanyaannya adalah sejauh mana kapal selam China akan mengancam kapal induk Amerika jika terjadi konflik? Pertanyaan ini memiliki dua bagian. Pertama, menilai seberapa besar kemungkinan itu kapal China akan dapat menemukan dan melacak kapal induk Amerika, dan yang kedua adalah jika ia mampu melakukannya, sejauh mana kapal selam China akan mampu merusak atau menenggelamkan flattop.
Kapal selam China kemungkinan akan dikerahkan maju untuk mencegat kelompok tempur kapal induk Amerika ketika transit ke zona konflik di Pasifik barat. SSK akan bertindak sebagai ranjau bergerak karena kecepatan mereka dan daya tahan yang terbatas. Mengenai kemungkinan kapal selam China akan mampu menemukan kapal induk Amerika Peter Howarth menegaskan dalam bukunya China Rising Sea Power: The PLA Navy Submarine Challenge (Routledge, 2006, hal 103..) Bahwa dalam hal terjadi kontingensi Taiwan:
Tentu saja Angkatan Laut China yang paling utama akan mengerahkan SSK yang tenang untuk mengintai chokepoints antara rantai pulau sepanjang Asia Timur dan berbaring di landas kontinen menunggu kapal induk yang melakukan perjalanan ke daerah semi-tertutup di pantai China.
Kemajuan A2 / AD China diterbitkan setahun sejak studi diterbitkan yang berarti bahwa kapal induk AS akan enggan untuk beroperasi di “daerah semi-tertutup di lepas pantai China,” yang merupakan area di dalam atau di sekitar Rantai Pulau Pertama . Dengan demikian, mereka cenderung untuk beroperasi di luar itu yakni di sekitar Laut Filipina.
Lihat peta di bawah:

Kekuatan kapal selam China, meski jumlahnya banyak harus bekerja keras untuk bisa menemukan kapal induk Amerika mengingat luasnya area. Laut Filipina saja memiliki luas sekitar 5 juta kilometer persegi. Memang, kapal China akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendeteksi kapal induk Amerika karena kemampuan surveillance China, yang telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dengan peluncuran beberapa satelit untuk tujuan ini.
Dan jika kapal selam diesel China untuk mencari kapal induk AS tanpa hal ini maka akan sulit untuk terus melacak gerakan kapal Amerika kecuali kapal selam ini pada posisi relatif dekat dengan kapal induk. Dengan kata lain, SSK, karena kecepatan lambat, akan sulit mengejar kapal induk.
Sebagai gambaran baik kapal selam kelas Kilo dan dan Yuan yang memiliki kecepatan tertinggi saat terendam yakni sekitar 20 knot masih di bawah supercarrier kelas Nimitz yang dapat melaju pada kecepatan 30 knot atau lebih.
Hanya kapal selam Shangs yang memiliki kecepatan tertinggi sekitar 30 knot yang bisa mengimbangi kecepatan kapal induk Amerika. Tetapi Shangs adalah kapal selam nuklir yang lebih berisik sehingga akan lebih mudah terdeteksi oleh peralatan Amerika yang dikenal canggih. Kapal selam nuklir China adalah kelas Han yang hanya bisa berenang pada kecepatan maksimal 25 knot.