Harpoon Missile System yang dibangun Boeing adalah rudal anti-kapal yang memiliki kemampuan beroperasi di segala cuaca, over horizon, yang sangat fleksibel.
Amerika Serikat mulai mengembangkan Harpoon pada tahun 1965 dengan target kapal selam hingga 24 mil jauhnya, maka namanya “Harpoon,” senjata untuk membunuh “paus”, sebuah istilah slang angkatan laut yang digunakan untuk menggambarkan kapal selam.
Proyek ini pada awalnya sebenarnya berjalan lamban sampai Perang Enam Hari tahun 1967 antara Israel dan Mesir berkobar. Selama perang, Mesir menenggelamkan kapal perusak Israel INS Eilat dari jarak 14 mil dengan rudal anti-kapal Styx buatan Soviet yang diluncurkan dari kapal patroli kecil. Ini adalah kapal pertama dalam sejarah yang tenggelam oleh rudal anti-kapal.
Kejadian ini membuat terkejut perwira senior Angkatan Laut Amerika. Pada tahun 1970 Laksamana Elmo Zumwalt-maka Kepala Operasi Angkatan Laut mempercepat proyek Harpoon untuk penyebaran dari udara dan laut. Tujuh tahun kemudian, Harpoon pertama berhasil dikerahkan.
Hari ini, AS dan lebih dari 30 negara sekutunya di seluruh dunia telah menjadi pengguna utama dari senjata ini. Pada 2017 senjata ini akan berusia 50. Selama beberapa dekade, rudal telah diperbarui untuk menyertakan teknologi navigasi, seperti GPS, Inertial navigation system (INS), dan sistem elektronik lainnya agar lebih akurat dan serbaguna terhadap kapal-kapal dan berbagai target darat.