Site icon

Diam-Diam Rusia Kerahkan Rudal Baru yang Dilarang Perjanjian Nuklir

Rusia dilaporkan secara diam-diam telah mengerahkan rudal jelajah baru yang disebut  para pejabat Amerika melanggar perjanjian  pengawasan senjata dan akan berpeluang menjadi ujian besar bagi  Presiden Trump saat pemerintahannya sedang menghadapi krisis terkait hubungannya dengan Moskow.

Penyebaran rudal baru Rusia ini terjadi juga ketika pemerintahan  Trump sedang berusaha untuk mengisi posisi kunci di Departemen Luar Negeri dan Pentagon dan mencari pengganti  Michael T. Flynn, penasihat keamanan nasional yang mengundurkan diri Senin 13 Februari 2017 lalu.

Rudal jejalah peluncuran darat baru yang dikerahkan ini telah memunculkan kekhawatiran sejak era Obama. Pada 2014 Obama pemerintahan Obama mengatakan  Moskow telah  melanggar perjanjian pelarangan rudal nuklir jarak menengah berbasis darat yang ditandatangani tahun 1987 antara Amerika dan Rusia

Para pejabat pemerintah Amerika Serikat mengatakan Rusia saat ini  memiliki dua batalyon  rudal jelajah yang dilarang tersebut. Satu masih berada di lokasi uji coba rudal Rusia di Kapustin Yar di Rusia selatan dekat Volgograd.  Sementara satu bataliyon telah digeser pada  Desember lalu dari situs tes ke basis operasional di tempat lain di negara.

Para pejabat Amerika sebagaimana dilaporkan New York Times Selasa 14 Februari 2017 mengatakan rudal jelajah itu sebagai  SSC-X-8. Tapi “X” telah dihapus dari laporan intelijen, yang menunjukkan bahwa para pejabat intelijen Amerika menganggap rudal akan beroperasi dan tidak ada lagi sistem dalam pengembangan.

Penyebaran sistem juga dapat secara substansial meningkatkan ancaman militer ke negara-negara NATO, tergantung di mana sistem yang sangat mobile itu akan berbasis dan berapa banyak baterai dikerahkan di masa depan. Jim Mattis, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, dijadwalkan bertemu dengan menteri pertahanan sekutu di Brussels untuk membahas masalah ini.

Hubungan Amerika dan Rusia berada pada pijakan yang lebih baik pada bulan Desember 1987 ketika Presiden Ronald Reagan dan Mikhail S. Gorbachev, pemimpin Soviet, menandatangani kesepakatan senjata, yang secara secara resmi dikenal sebagai  Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty atau biasa dikeal sebagai  I.N.F. treaty.

Sebagai hasil dari perjanjian tersebut, Rusia dan Amerika Serikat menghancurkan 2.692 rudal. Rudal Rusia yang dihancurkan termasuk SS-20. Sementara Amerika menghapus rudal balistik Pershing II dan rudal jelajah peluncuran darat yang berbasis di Eropa Barat.

Perjanjian INF  mencakup pelarangan rudal  kisaran antara 620 dan 3.420 mil dan ditembakkan dari peluncur darat  yang memungkinkan Rusia untuk memukul ibukota Eropa dari wilayah mereka.

Jeffrey Lewis, pendiri  Arms Control Wonk, kepada Business Insider mengatakan  bahwa rudal baru tersebut  kemungkinan merupakan pengembangan rudal Kalibr Rusia yang  memulai debutnya dengan menyerang target sejauh  1.000 mil dari laut Kaspia ke Suriah.

 

Exit mobile version