
Kinerja Industri
Mungkin aneh memasukkan unsur ini untuk membandingkan pertempuran dua siluman ini. Tetapi faktanya memang tidak bisa dipingkiri.
Alasannya sangat sederhana. PAK-FA hanya akan membuktikan menjadi lawan yang signifikan terhadap F-22 jika diproduksi dalam jumlah yang memadahi. Jumlah F-22 yang hanya 178 memang bukan angka yang besar, tetapi dengan rencana Rusia hanya akan membangun 12 T-50 pada 2020 jelas akan menjadikan jumlah yang tetap jomplang.
Dalam jumlah sedikit T-50 tidak akan cukup untuk secara radikal menantang F-22, bahkan mungkin F-35. Lalu mengapa jumlah pembelian PAK FA dipangkas sedemikian radikal? Itu membuktikan sangat sulit untuk memenuhi semua spesifikasi desain, terutama mesin. Biaya pengembangan terus meningkat, sementara ekonomi Rusia telah berada dalam resesi selama beberapa tahun terakhir.
Hal ini memunculkan peringatan penting lain mengenai T-50 yakni banyak kemampuan yang direncanakan untuk disematkan di pesawat ini menjadi belum bisa terealiasi. Radar AESA masih menjalani pengujian. Pesawat saat ini masing menggunakan mesin turbofan AL-41F1 yang digunakan pada Su-35, sementara mesin baru Izdeliye 30 harus dirancang dan ini membutuhkan waktu tidak pendek sampai benar-benar terbukti bisa digunakan.

Singkatnya, PAK FA masih dalam sebuah pengembangan dengan hasil akhir masih dalam kisaran kira-kira atau belum jelas. Sementara F-22 adalah pesawat yang sudah mapan hingga tinggal terus melakukan pengembangan dan upgrade kemampuan.
Meskipun demikian, kebijakan pertahanan dan ekonomi Rusia mungkin berubah di masa depan dan pesanan tambahan kemungkinan akan datang. Sulit untuk membayangkan proyek mahal dan canggih ini hanya akan berakhir dengan 12 pesawat yang diproduksi.
Tetapi untuk saat ini bukti-bukti menunjukkan bahwa hanya sejumlah kecil PAK FA akan memasuki layanan Rusia dan itu sangat sedikit untuk bisa membangun keseimbangan kekuatan dalam waktu dekat. Inilah titik utama yang bisa menjadikan T-50 akan tidak mampu melawan F-22.