
F-35C tidak pernah dirancang untuk menjadi pesawat tempur superioritas udara. Perncana Angkatan Laut Amerika di pertengahan 1990-an memang menginginkan JSF menjadi pesawat berorientasi serangan darat dengan batas beban badan pesawat hanya 6.5g dengan kemampuan udara ke udra yang terbatas.
Pejabat Angkatan Laut Amerika saat itu telah membahas rencana pensiun F-14 dan akan teap menjaga A-6 Intruder dalam layanan. Selama periode ini, banyak pejabat US Navy yakin pertempuran udara telah menjadi peninggalan masa lalu di era pasca-Perang Dingin.
Mereka berorientasi pada serangan udara ke darat yang menjadi fokus operasi setelah runtuhny Soviet. Ditambah dengan kurangnya dana, alasan ini menjadikan Angkatan Laut Amerika tidak pernah melanjutkan program Naval Advanced Tactical Fighter (NATF) atau A / F-X.
Program F / A-XX Angkatan Laut dapat digunakan untuk mengisi gap superioritas udara yang telah dibiarkan terbuka sejak F-14 pensiun dan kematian program NATF dan A program / F-X. Tapi masalahnya adalah bahwa Angkatan Laut sedang mengejar F / A-XX sebagai pesawat tempur multirole untuk menggantikan Super Hornet daripada untuk mesin superioritas udara.
“Ini akan meninggalkan Angkatan Bersama tanpa pesawat tempur superioritas udara generasi keenam berbasis kapal induk,” tulis laporan Hudson Institute.
Pada akhirnya, sampai saat ini tidak ada gambaran jelas tentang bagaimana menutup lobang yang muncul karena perginya F-14 Tomcat. Sementara ancaman pertempuran udara ke udara semakin tampak nyata.