Sebuah rudal yang tiga dekade lalu muncul dan mengubah peta pertarungan udara ke udara akan mencapai tonggak penting. Raytheon telah memberikan rudal AIM-120 AMRAAM yang ke-20.000 pada sebuah upacara yang dilakukan pada 31 Januari 2017 lalu di pabrik perusahaan yang terletak di padang gurun di pinggiran Tucson, Arizona.
Tetapi ini bukan ujung dari perjalanan rudal AIM-120 AMRAAM. Beberapa ribu lebih rudal masih akan dikirim ke Angkatan Udara Amerika Serikat sampai program ini direncanakan berakhir pada 2024. Tetapi itupun juga belum menjadi akhir karena ratusan rudal mungkin masih akan dikirim ke negara asing untuk waktu yang lebih lama.
Rudal udara ke udara AIM-120 memang memiliki sejarah besar. Rudal ini telah dibawa tiga generasi jet tempur. AMRAAM pertama kali dibawa ke pertempuran oleh pesawat generasi ketiga Vought F-8 dan McDonnell Douglas F-4. Rudal kemudian dibawa jet tempur generasi keempat seperti Boeing F-15, F / A-18 dan Lockheed Martin F-16. AIM-120 juga akan tetap menjadi andalan dari jet tempur generasi kelima F-22 dan F-35.
Meskipun awalnya diperkenalkan sebagai rudal udara ke udara jarak menengah, AIM-120D yang memasuki layanan dua tahun lalu dikabarkan memperluas jangkauan untuk mencapai kisaran yang sama dengan AIM-54 Phoenix yang akan pensiun. Jangkauan maksimum yang secara resmi diakui oleh Angkatan Laut Amerika mencapai lebih dari 185km.
AIM-120 dirancang untuk mengubah pertempuran udara berdasarkan pelajaran yang menyakitkan dari Perang Vietnam. Para desainer rudal asli yang dikenal sebagai Hughes memperkenalkan rudal dipandu radar dengan penargetan otonom, yang memungkinkan pilot pesawat tempur untuk pertama kalinya bisa secara bersamaan menembak lebih dari satu target sambil terus bermanuver. Dibandingkan dengan AIM-7 Sparrow era-Vietnam, AIM-120 memperluas “no-escape zone” puluhan mil.
Rudal ini juga terus melakukan evolusi. Profil eksterior AIM-120D tetap hampir identik dengan aslinya AIM-120A, kecuali bahwa versi sebelumnya AIM-120C menggunakan sirip yang dipotong untuk mengakomodasi interior sempit dari teluk senjata F-22.
Namun di bagian yang tidak terlihat, AIM-120 telah berubah sejak awal 1990-an dengan peningkatan sensor, elektronik baru dan sistem propulsi yang lebih kuat.
Yang paling penting, AMRAAM kini dilengkapi dengan dua senjata dengan memiliki hulu ledak fragmentasi 23kg (50lb) yang meledakan di dekat atau ketika kontak dengan target udara. Sejak pertengahan 1990-an, AIM-120 juga telah menggunakan kecerdasan komputasi untuk meledakkan gelombang elektromagnetik untuk menindas radar lawan.