
Dalam tahun-tahun terakhir, militer AS memiliki alternatif lain untuk meningkatkan kisaran rudal udara ke udara paling canggih mereka. USAF meluncurkan program dual role air dominance missile (DRADM) dengan harapan menggabungkan kemampuan dari AIM-120 dan rudal anti-radiasi Raytheon AGM-88.
Defense Advanced Research Projects Agency AS juga melangkah lebih jauh. Badan ilmu pengetahuan dan teknologi ini meluncurkan program triple target terminator (T3), dengan tujuan mengganti AIM-120 dan AGM-88 dengan rudal yang sama, sambil menambahkan kemampuan untuk menghancurkan rudal jelajah kecil dan siluman.
Pada 2012, DRADM dan T3 anehnya dihentikan, membuat beberapa pengamat berspekulasi penelitian sebenarnya terus dilakukan tetapi dengan rahasia tingkat tinggi termasuk menggunakan dana hitam.
Pada pertengahan 2016, dukungan Angkatan Udara untuk mendapatkan rudal generasi berikutnya yang akan menggantikan AIM-120 muncul kembali ke ranah publik. Kemudian Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Mark Welsh kepada wartawan mengatakan bahwa permintaan anggaran tahun 2018 bisa menghidupkan kembali upaya untuk membangun rudal generasi keenam, tetapi kemampuan yang diinginkan tetap terselubung dalam kerahasiaan.
Sejauh ini, pembicaraan tentang mengganti AIM-120 hanya sekadar pembicaraan. Rudal yang masuk pembangunan di pertengahan 1970-an masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. USAF tidak memiliki rencana yang terbuka untuk membangun varian E, tetapi itu tidak berarti bahwa pembangunan akan berhenti setelah pada 2015 pada AIM-120D.
Rudal memang secara efektif telah masuk ke layanan, tapi perbaikan masih diperlukan. Sebuah software improvement pertama (SIP 1) sekarang sedang diterjunkan, sedangkan SIP 2 dengan perbaikan elektronik rudal akan mengikuti ke layanan.
Di luar SIP 2, Raytheon mengembangkan basis baru untuk prosesor dan sirkuit dalam rudal yang jika nanti sudahsiap akan memberikan pengembang perangkat lunak AIM-120 membangun platform yang lebih kuat yang mengembangkan teknik-teknik dan aplikasi baru.