Jerman sedang berdiskusi dengan sejumlah negara termasuk Republik Ceko dan Swiss tentang kemungkinan pengoperasian bersama 13 pesawat angkut militer Airbus A400 yang telah mereka pesan tetapi akan dijual.
Surat kabar Sueddeutsche Zeitung melaporkan pada Selasa 7 Februari 2017, rencana tersebut akan mengizinkan Angkatan Udara Jerman tetap memiliki akses pada penggunaan pesawat angkut dalam jumlah besar.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jerman enggan berkomentar. Airbus juga menolak untuk memberikan komentar. Hanya saja juru bicara mengatakan laporan tersebut tidak menunjukkan perubahan dalam jumlah total pesawat yang ingin dibeli Jerman.
Pada mulanya Jerman berencana membeli 60 unit pesawat tersebut, namun kemudian turun menjadi 53 unit. Pada tahun 2011, parlemen Jerman selanjutnya menyetujui rencana untuk menjual sebanyak 13 unit di antaranya ke negera lain untuk menghemat anggaran.
Namun seorang sumber yang mengetahui program tersebut mengatakan sebuah tinjauan militer mengindikasikan kebutuhan pesawat angkut yang lebih besar.
Program pesawat multinasional A400 terlambat dari jadwal, dengan biaya yang dikeluarkan oleh Jerman meningkat menjadi sekitar Rp137,7 triliun dari yang awalnya sekitar Rp121 triliun, sebagaimana laporan yang dikeluarkan pada bulan Desember tahun lalu.
Koran “Sueddeutsche Zeitung” menyebutkan, perjanjian masih dalam tahap pembicaraan yang menginginkan pesawat angkut A400M ditempatkan di Jerman dan negara lain dapat menggunakannya saat diperlukan, namun Jerman akan bertanggung jawab untuk pelatihan, perawatan, dan pengoperasian.
Sebagaimana perjanjian penempatan dan pembagian secara kuat didorong oleh NATO dan Uni Eropa, yang menyasar pada perkuatan keamanan dan kerja sama antarnegara di kawasan.
Koran itu mengatakan hal tersebut masih belum jelas seberapa besar biaya perubahan yang akan terjadi di rencana kementerian, karena hal tersebut akan bergantung pada berapa banyak pesawat yang terjual pada negara lain dan seberapa banyak yang akan dimasukan ke dalam perjanjian pengoperasian bersama.