Menanggapi semakin berkembangnya sistem pertahanan udara di seluruh dunia saat ini, Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk mengupgrade sistem persenjataan bomber siluman B-2 secara massif.
Upgrade akan memodernisasi persenjataan digital pesawat dengan meningkatkan sensor. Selain itu juga upgrade persenjataan Long Range Stand-Off, rudal jelajah nuklir jarak jauh, seperti B-61 Mod 12, dan memberikan defensive management system (DMS) yang akan memberikan pilot informasi tentang lokasi musuh sistem pertahanan anti-pesawat lawan.
“Dengan upgrade yang diperlukan, B-2 dapat melakukan misinya di manapun, kembali ke pangkalan dengan selamat, dan mengizinkan kebebasan bergerak untuk pasukan, termasuk platform serangan jarak jauh lainnya,” kata Kapten Angkatan Udara Michael Hertzog sebagaimana dikutip Scout Warrior Selasa 7 Februari 2017.
“Upgrade DMS diperlukan untuk menjaga B-2 tetap mampu melawan ancaman,” tambah Hertzog.
Mempersenjatai kembali B-2 dengan kemampuan upgrade sangat penting, karena pembom siluman baru Amerika yakni Long Range Strike Bomber yang sedang dibangun tidak akan mulai penerbangan tes sampai pertengahan 2020-an.
Menurut Congressional Research Service Angkatan Udara dan pakar industri kedirgantaraan bersikeras bahwa butuh dana yang cukup untuk memelihara kelestarian dan modernisasi tiga pembom yang ada yakni B-52, B-1, dan B-2 untuk terus terbang dan tetap kredibel dengan sistem senjata. Angkatan Udara bahkan telah diperpanjang kehidupan operasional B-2 sampai 2058.
Seorang pilot Angkatan Udara AS mengatakan kepada Scout Warrior bahwa B-2 pesawat paling canggih yang pernah diterbangkan. Pesawat siluman ini dirancang untuk terbang pada ketinggian 50.000 kaki untuk menggagalkan sistem pertahanan udara musuh.
B-2 yang mampu terbang selama 44 jam tanpa pengisian bahan bakar. Menurut Congressional Research Service Angkatan Udara Amerika Serikat saat ini mempertahankan 16 B-2 dalam status siap tempur.
Baca juga: