Tentara Pembebasan Rakyat China merilis sebuah video dari latihan baru-baru ini yang menunjukkan sistem rudal balistik jarak menengah DF-16. Senjata yang akan mengisi celah di arsenal mereka. Beberapa kendaraan peluncuran membawa rudal balistik terlihat di rekaman yang dipublikasikan militer China.
Unit yang berpartisipasi melakukan sejumlah skenario, termasuk melawan serangan kimia / cemaran biologis, melawan pengintaian satelit dan jamming elektronik. Kru juga berlatih beberapa manuver, loading cepat, pemindahan dan urutan peluncuran, meskipun video tidak menunjukkan rudal \diluncurkan.
Dua jenis DF-16 yang muncul di latihan adalah rudal yang dianggap asli DF-16 dan varian baru yang dilengkapi dengan hulu ledak bermanuver dan beberapa sirip tambahan.
Video ini merupakan yang ketiga kalinya DF-16 telah muncul di publik. Rudal ini memulai debutnya pada parade militer di Beijing pada bulan September 2015. Pada bulan Juli, sebuah program berita televisi menunjukkan Jenderal Fan Changlong, Wakil Ketua Komisi Militer Tengah memeriksa unit DF-16 di Southern Theater Command.
Meskipun PLA tidak pernah diungkapkan spesifikasi rudal balistik ini, sejumlah ahli mengatakan theDF-16 merupakan tantangan untuk instalasi militer asing di sepanjang rantai pulau yang membentang dari Jepang di utara hingga China Taiwan dan Filipina di selatan.
Xu Guangyu, seorang pensiunan mayor jenderal dan sekarang peneliti strategi, mengatakan bahwa DF-16 memiliki jangkauan serangan lebih dari 1.000 kilometer, mengisi kesenjangan yang sebelumnya ada karena tidak adanya rudal balistik jarak menengah di gudang PLA.
Dia mengatakan rudal juga mampu mencapai Okinawa, sebuah pulau Jepang yang berjarak sekitar 400 km dari Kepulauan Diaoyu.
Shi Hong, editor eksekutif Shipborne Weapons, mengatakan DF-16 dikembangkan oleh China Aerospace Science and Industry Corp dan didasarkan pada rudal balistik jarak pendek DF-11 dan dapat membawa hulu ledak minimal 500 kg.
Shi meyakinkan rudal ini memiliki akurasi serangan sebagus yang dari rudal jelajah. Senjata ini juga dapat bermanuver di tahap akhir untuk menembus sistem pretahanan musuh.
Angkatan Roket China juga mengerahkan rudal balistik DF-11, DF-15 dan DF-21C mereka selama latihan tersebut.
Sebelumnya Washington Free Beacon juga melaporkan pada 31 Januari bahwa China telah melakukan uji penerbangan pertama rudal balistik jarak jauh DF-5C pada bulan Januari. Rudal membawa 10 kendaraan re-entry mandiri ditargetkan. DF-5C adalah varian terbaru dari keluarga DF-5 yang sudah berumur tiga dekade.