Site icon

Su-35 dan Akhir Kejayaan Rusia di China

Su-35

Rusia pada akhirnya memang berhasil menjual jet tempur paling cangih mereka,  Su-35 ke negara lain yakni China, tetapi penjualan ini bisa jadi menjadi akhir dari sebuah kesuksesan Rusia di pasar senjata mereka.

Pada bulan November 2015, Rusia dan China menandatangani kontrak senilai US$ 2 miliar untuk pengiriman 24 pesawat tempur Su-35S, termasuk peralatan darat dan mesin cadangan. Rusia telah menyampaikan empat  Su-35S pertama pada bulan Desember 2016 dan akan memberikan 10 jet terakhir pada 2018.

China mengumumkan Januari 2017 lalu bahwa jet tempur Su-35 akan menjadi pesawat terakhir yang dibeli China dari Rusia dan kemudian akan menggunakan produksi sendiri.

Jelas ini mengejutkan bagi Rusia karena keputusan tersbut akan mengakhiri hubungan enam decade yang dimulai dari era Soviet ketika Beijing membeli jet tempur supersonic pertama untuk Angkatan Udara mereka.

Angkatan Udara China  didirikan dengan bantuan Soviet pada 11 November 1949. Mereka bertempur  melawan Amerika dalam Perang Korea dengan menerbangkan J-2 yang merupakan versi China dari Mikoyan-Gurevich MiG-15.

Keputusan untuk tidak lagi membeli pesawat tempur Rusia setelah China membangun Chengdu J-20. Selain itu Beijing juga telah membangun berbagai jenis jet tempur meski hampir seluruhnya adalah cloning dari jet tempur buatan Rusia.

Penjualan Su-35S ke China akan menjadi tanda berakhirnya pasar besar Rusia untuk jet tempur dan pesawat militer lainnya. Bukan pesawat tempur saja, China juga sudah bisa memproduksi pesawat angkut militer besar Y-20 dan sistem pertahanan udara HQ-9B. Pada akhirnya, setelah sekian lama mengambil teknologi Rusia, Beijing kini harus berkata good bye dan membuat  Moskow harus kehilangan pasar tradisional yang telah dimiliki sekian lama.

Exit mobile version