More

    DF-5C China akan Mengubah Secara Radikal Permainan Nuklir Strategis

    on

    |

    views

    and

    comments

    China kemungkinan untuk mengubah permainan di kawasan Asia-Pasifik dalam beberapa tahun mendatang dan mempersempit gap dengan Amerika Serikat dan Rusia. Hal ini ditandai dengan uji terbang rudal balistik antarbenua terbaru mreka DF-5C.

    Pada tanggal 31 Januari Bill Gertz, editor senior dari Washington Free Beacon, melaporkan bahwa Beijing telah melakukan uji penerbangan   varian terbaru dari rudal jarak jauh yang membawa  10 hulu ledak dan akan membuat  pergeseran dramatis dalam postur nuklir strategis Beijing.

    “Tes penerbangan dari rudal DF-5C dilakukan awal bulan ini menggunakan sekitar 10 multiple independently targetable reentry vehicles, atau MIRV,” tulisnya, mengutip pejabat pertahanan AS.

    Menurut Gertz rudal balistik antar  Dongfeng-5C dipecat dari Taiyuan Satellite Launch Centerdi Provinsi Shanxi, dan terbang ke gurun di China barat.

    “Tes rudal dengan 10 hulu ledak sangat penting karena menunjukkan militer China  meningkatkan jumlah hulu ledak di arsenal,” tulis artikel itu. Peningkatan dalam arsenal nuklir China bisa mendorong Pentagon  bergabung dalam perlombaan pembangunan senjata nuklir.

    Gertz menduga  tes ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington.

    Namun, Catherine Wong dari South China Morning Post berpendapat  asumsi bahwa tes akan ditujukan untuk Presiden AS Donald Trump, yang dikenal karena retorika keras terhadap China,  tidak berdasar.

    Dia mengutip seorang pakar militer China dari sebuah lembaga yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat  yang menjelaskan bahwa uji terbang  bukan keputusan acak yang  dibuat hanya karena Trump sekarang di Gedung Putih.

    “Tes rudal nuklir memerlukan izin dari tingkat tertinggi  Komisi Militer Pusat dan dibutuhkan  setidaknya satu tahun bagi militer untuk mendapatkan persetujuan dan untuk mempersiapkan untuk itu,” kata ahli, seperti dikutip Wong.

    Dalam artikelnya untuk The Washington Times, Gertz melaporkan bahwa militer China telah mulai meningkatkan rudal DF-5 mereka dengan beberapa hulu ledak (MIRV), mengacu pada data yang diperoleh oleh intelijen AS.

    Sementara  pakar militer Rusia Vasily Kashin mengatakan Sputnik uji terbang  DF-5C menunjukkan  China  membuat terobosan spektakuler di bidang pengembangan senjata nuklir. Hal ini, menurutnya  dapat menyebabkan perubahan radikal dalam permainan geopolitik yang sedang berlangsung di Asia-Pasifik.

    Kashin menekankan bahwa laporan ini menunjukkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China tidak mungkin untuk menggantikan DF-5C dengan  rudal antarbenua mobile berbahan bakar padat Dongfeng-41 (DF-41) seperti yang diduga sebelumnya.

    “Kekuatan DF-5  jelas. Ini adalah rudal berbahan bakar cair yang kuat dan  beratnya 183 ton. Potensi energinya  begitu besar sehingga [menyebabkan China] menciptakan keluarga peluncuran kendaraan yang didasarkan  [pada rudal ini]. Rudal ini  mampu membawa 10 hulu ledak yang akan menjadi cara  mengatasi pertahanan rudal balistik  AS,” kata Kashin Sabtu 4 Januari 2017.

    Tetapi harus diingat, rudal ini menggunakan peluncur silo, bukan mobil. Selain itu dibutuhkan satu sampai dua jam  untuk meluncurkan roket. Hal ini menjadikan rawan dihancurkan sebelum peluncuran.

    “Sekarang situasi telah berubah,” Kashin mencatat, “Pertama-tama, DF-5 tidak lagi satu-satunya operator senjata nuklir China yang bisa mencapai wilayah Amerika.  DF-31 dan DF-41 juga menimbulkan ancaman. Kedua , China adalah menciptakan sistem peringatan dini rudal balistik [ballistic missile early warning system /BMEWS) dan sistem pertahanan rudal strategis [missile defense MD). ”

    Menurut Kashin, penyebaran sistem BMEWS dan MD bisa memungkinkan Beijing untuk menggunakan rudal ini untuk melakukan counter strike-preemptive melawan musuh.

    Analis militer Rusia memperkirakan  Beijing bisa meningkatkan produksi DF-5 mengingat fakta bahwa mereka lebih murah untuk diproduksi dan memiliki layanan lebih lama dari DF-41.

    “Dengan demikian, tampak  ada alasan untuk memperkirakan China akan membuat terobosan spektakuler di tahun-tahun mendatang yang akan membawa kemampuan mereka lebih dekat ke Amerika Serikat dan Rusia dalam hal kemampuan nuklir strategis. Hal ini akan mendorong perubahan radikal dalam aturan permainan di kawasan Asia-Pasifik,” tekan Kashin.

    Baca juga:

    Apakah Rudal DF-41 China akan Mengganggu Keseimbangan Nuklir Dunia?

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this