Untuk pertama kalinya jet tempur siluman F-35 ikut dalam latihan udara paling terkenal Red Flag 2017-1 yang digelar di Nellis Air Force Base.
Pesawat tempur yang dilanda sejumlah masalah ini bergabung dengan jet tempur siluman superioritas udara, F- 22 Raptor, dan lebih dari 80 pesawat tempur lainnya serta pesawat dukungan dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia.
Latihan digelar sejak 23 Januari dan akan berakhir pada 10 Februari 2017. Sampai 2 Februari Review Journal melaporkan Lightning II telah melakikan 110 misi di latihan.
Sebelum skuadron berangkat ke latihan perang, Letnan Kolonel George “Banzai” Watkins, komandan F-35A dari 34th Fighter Squadron menolak untuk membandingkan jet tempur siluman ini dengan F/A-18 Super Hornet. Menurutnya hal itu seperti membandingkan apel dan jeruk. Tapi Watkins mengatakan F-35 telah hadir dan melalukan seperti apa yang diharapkan.
Sebelumnya Presiden Donald Trump meminta agar dibahas peluang untuk F/A-18 Super Hornet menggantikan F-35 yang dinilai terlalu mahal.
Sebanyak 13 F-35 terjun di latihan itu baik berperan sebagai tim merah atau tim biru. Saat berperan sebagai tim merah 13 F-35 dari Pangkalan Udara Hill di Utah melakukan misi untuk melawan dan menghindari simulasi serangan rudal canggih.
Sementara ketika berada di tim biru F-35 telah berhasil menemukan situs pertahanan udara darat dengan sensor berteknologi tinggi mereka dan keluar dari arena pertempuran dengan selamat.
Hingga Kamis 2 Februari 2017 rasio membunuh F-35 melawan jet agresor mencapai 15-1, meskipun misi utama F-35 bukanlah pertempuran udara ke udara yang biasanya diserahkan ke Raptor.
Watkins mengatakan dia “tidak pernah melihat Red Flag seperti ini di mana mereka telah memasang ancaman canggih melawan kita. Jika kita tidak menderita beberapa kerugian, itu tidak akan cukup menantang. ”
Watkins mengatakan debut F-35A telah menunjukkan bahwa jet siluman terbaru ini menjadi pelengkap penting untuk F-22.
“Mereka dirancang untuk pertempuran udara ke udara. Kami dirancang untuk menekan posisi pertahanan udara musuh, “katanya.
“Kita bisa melihat tanah melalui SAR (Synthetic Aperture Radar) kami untuk mendeteksi ancaman dan menghancurkannya sebelum memberi ancaman ke pesawat lain.”
F-35A bukan Lighting II pertama yang ikut dalam Red Flag. Pada Juli 2016 lalu, F-35B milik Marinir Amerika Serikat telah merasakan latihan pertempuran udara paling realistis di dunia ini.