Sharef mengajukan permintaan untuk berhijrah melalui program yang dikenal sebagai Special Immigrant Visa (SIV), yang diciptakan oleh anggota parlemen AS untuk membantu puluhan ribu warga Irak yang mempertaruhkan hidup mereka untuk membantu orang Amerika setelah invasi 2003.
Angka Departemen Luar Negeri Amerika menunjukkan setidaknya 7.000 warga Irak, banyak dari mereka interpreter untuk militer AS, telah menetap di Amerika Serikat di bawah naungan SIV sejak 2008, sementara sekitar 500 lainnya sedang diproses.
Sementara menurut International Refugee Assistance Project ada 58.000 warga Irak telah menunggu wawancara di bawah Direct Access Program bagi rakyat Irak yang berafiliasi dengan AS.
Teman Sharef, Mona Fetouh, mengatakan ia bekerja dengan dia pada pemerintahan lokal yang didanai oleh USAID dan proyek masyarakat sipil pada tahun 2004. Fetouh, warga AS, kata dia memberi Sharef rekomendasi untuk aplikasi SIV.
Awalnya dia akan terbang pada 1 Februari, keluarga memutuskan untuk melakukan perjalanan sebelumnya setelah adda berita bocor tentang rencana Trump untuk mengeluarkan pembatasan imigrasi baru. Tapi mereka terlambat.
“Proses SIV butuh waktu dua tahun dan mereka akhirnya diberikan visa mereka dan terbang minggu ini Waktu yang buruk,” kata Fetouh kepada Reuters.
“Mereka menjual rumah dan harta benda mereka dan berhenti dari pekerjaan dan sekolah mereka dalam persiapan untuk langkah ini dan benar-benar telah hancur oleh [larangan] ini.”
Sharef, ayah dua anak perempuan dan anak laki-laki, mengatakan keluarga itu masih shock dan tidak tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Mereka akan tinggal sementara dengan saudara Sharef di Erbil.
“Saya tidak tahu. Mungkin aku akan mengirim email ke kedutaan Amerika di Baghdad meminta penjelasan,” katanya.
Ketika ditanya apakah dia takut kembali ke Irak, dia mnjawab merujuk pada kondisi di Mosul di mana ISIS mulai terdesak dia megatakan. “Mungkin sekarang kurang berbahaya setelah berkurangnya kekuatan ISIS di Mosul, tetapi selama bertahun-tahun saya bekerja, hidup saya dan kehidupan keluarga saya terus-menerus dalam bahaya dan aku sekarang berisiko berada di ancaman setiap saat. Tidak ada jaminan. “