Permintaan Presiden AS Donald Trump kepada para petinggi militer untuk menyusun strategi mengalahkan ISIS kemungkinan besar akan memunculkan pilihan baru di luar strategi lama yang dijalankan era Barrack Obama. Pentagon akan menggunakan perang skala penuh dengan kekuatan militer besar serta operasi lebih agresif di Suriah dan Irak.
“Saya pikir itu akan menjadi sangat sukses. Itu hal-hal besar,” kata Trump sebagai ia menandatangani sebuah perintah eksekutif pada Sabtu 28 Januari 2017. Surat ini meminta Pentagon, kepala staf gabungan dan lembaga lainnya untuk menyerahkan rencana awal dalam 30 hari untuk mengalahkan ISIS guna memenuhi salah satu nya janji kampanye.
Namun para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, meragukan militer negara itu akan mendukung untuk mengubah secara fundamental strategi pemerintahan Obama dengan mengandalkan kekuatan lokal untuk melakukan sebagian besar pertempuran, dan mati, di Suriah dan Irak.
Setiap pergeseran militer AS akan memiliki dampak yang luas bagi hubungan Amerika Serikat di Timur Tengah, yang tegang dengan upaya mantan Presiden Barack Obama sepanjang pemerintahannya untuk membatasi keterlibatan militer AS di Irak dan Suriah.
Menteri Pertahanan Trump, James Mattis telah menganjurkan pendekatan yang lebih kuat terhadap ISIS, tapi bagaimana bentuknya masih belum jelas.