Korban Pertama Trump, Osprey Hancur, 1 Personel Pasukan Elite Tewas di Yaman

Korban Pertama Trump, Osprey Hancur, 1 Personel Pasukan Elite Tewas di Yaman

Sebuah serangan fajar yang dilakukan pasukan khusus Amerika di Yaman mengakibatkan tidak kurang dari  25 warga sipil tewas. Ini adalah serangan pertama yang dilakukan pemerintahan Donald Trump.

Dalam serangan itu sebuah helicopter V-22 Opsrey milik pasukan khusus Amerika Serikat hancur dan satu personel tewas.

Dari korban sipil termasuk sedikitnya sembilan perempuan, enam anak kecil, termasuk putri mantan pemimpin Al-Qaida Anwar Al-Awlaqi yang berusia delapan tahun, dan 10 pria tewas dalam serangan itu. Serangan dilancarkan di  Desa Yakla di dalam Kabupaten Walad Rabi’e di Kota Kecil Qaifa, Baida. “Sebanyak 10 anggota Al-Qaida juga tewas dalam serangan itu,” kata sumber dikutip Reuters.

Dalam serangan ini Amerika tidak menggunakan drone seperti biasanya. Tetapi mengirimkan pasukan khusus yang mengakibatkan pertempuran sengit. Serangan itu menandai operasi kontraterorisme pertama yang diketahui dan korban tewas pertama personel AS di bawah Presiden Trump.

“Kami sangat sedih dengan hilangnya salah satu anggota layanan elit kami,” kata Jenderal Joseph Votel, Kepala Komando Sentral AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan dikutip Los Angeles Times.

Sebagai pasukan AS mulai serangan mereka di kompleks Al Qaeda di provinsi Shabwa, mereka terlibat dalam baku tembak intens. Berbeda dengan sumber sebelumnya pejabat Amerika yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan serangan ini mengakibatkan sedikitnya 14 militan tewas.

Selama operasi, pasukan AS menyita  laptop , ponsel dan bahan lainnya milik militant. Central Command, yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah, mengatakan  penangkapan informasi “kemungkinan akan memberikan wawasan perencanaan rencana teror di masa depan.”

Selama serangan itu, V-22 Osprey yang membantu dalam operasi mendarat di lokasi terdekat. Pesawat, yang dikirim untuk mengevakuasi pasukan yang terluka, tidak mampu terbang setelah pendaratan. Pesawat Amerika kemudian datang dan menghacnurkan pesawat mereka sendiri.

AS telah meningkatkan operasi pesawat tanpa awak miliknya di Yaman sejak perang saudara meletus pada penghujung 2014, setelah anggota milisi Al-Houthi dengan dukungan dari mantan presiden Yaman merebut kekuasaan.

Organisasi Nasional Korban Drone di Yaman mengatakan dalam setiap serangan drone AS atau operasi anti-teror, selalu ada korban jiwa di pihak sipil.

Organisasi itu mencatat 27 serangan pesawat tanpa awak di Yaman pada 2016, dan sebanyak 142 orang termasuk banyak warga sipil tewas. Serangan drone pada 2016 dilancarkan di Provinsi Marib, Shabwa, Abyan, Hadhramauth dan Baida.