
E-2D adalah lompatan besar untuk Angkatan Laut AS dalam hal deteksi, pelacakan dan penargetan jarak jauh terhadap dua sasaran. Target pertama adalah peswat tempur yang menggunakan teknologi siluman di mana China telah memasukkan ke dalam layanan jet tempur J-20 dan terus mengembangkan pesawat siluman lain J-31. Selain itu Beijing juga mengembangkan drone siluman rahasia Lijian ‘Sharp Sword’.
Deteksi dini terhadap ancaman tersebut akan sangat penting untuk menjaga survivability kapal perang permukaan Angkatan Laut AS dalam konflik di masa depan dengan China. Apalagi J-20 dikabarkan membawa rudal jarak jauh untuk menghancurkan kapal.
Demikian pula, radar A / N-APY9 menawarkan secara signifikan peningkatan kemampuan deteksi dan pelacakan terhadap ancaman kecil, rudal jelajah supersonik dan hipersonik dan hulu ledak rudal balistik.
Mengingat proliferasi rudal jelajah anti-kapal supersonik dan rudal balistik anti kapal selam China DF-21d kemampuan untuk menyediakan peringatan dini dan data target-tracking over-the-horizon menjadi penting untuk kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat, untuk dapat beroperasi dalam zona anti-access/area denial (A2 / AD) di masa depan.
E-2D memang tidak dapat menghancurkan ancaman sendiri, melainkan mengirimkan data target ke pesawat lain yang membawa rudal untuk membereskannya.
Oleh karena itu, upgrade dari E-2C ke E-2D di Jepang akan menjadi kekuatan sendiri yang bisa mengubah peta permainan di Asia Pasifik.