Rusia mengaku untuk pertama kalinya melakukan serangan bersama terhadap ISIS di Suriah. Tetapi ternyata hal itu dibantah tegas oleh Pentagon dan menyebut hal itu hanya sebagai sebuah propaganda.
Juru Bicara Pentagon Mayor Adrian JT Rankine-Galloway menolak klaim dari Kremlin tersebut. “Departemen Pertahanan tidak berkoordinasi dalam serangan udara dengan militer Rusia di Suriah,’ katanya dalam sebuah pernyataan yang dibacakan beberapa saat setelah pernyataan Kremlin.
Dia mengatakan Pentagon mempertahankan saluran komunikasi dengan militer Rusia tetapi fokus untuk memastikan keselamatan awak pesawat dan de-confliction antara operasi Koalisi dan Rusia di Suriah.
Juru bicara koalisi anti-ISIS Kolonel John Dorrian, juga menegaskan hal serupa dan menyatakan pernyataan Kremlin sebagai propaganda.
Sedangkan juru bicara Gedung Putih Sean Spicer tidak akan mengomentari laporan itu, namun ia menyarankan Donald Trump bersedia untuk bekerja dengan Rusia.
“Presiden sudah sangat jelas ia akan bekerja dengan negara yang berbagi minat kami dalam mengalahkan ISIS. Dengan cara yang kita bisa apakah itu dengan Rusia atau siapa pun, kami akan mengambilnya, ” kata Spicer dilansir Washington Post.
Sebelumnya para pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah pernyataan hari Senin 23 Januari 2017 yang mengklaim pasukan AS telah memberikan koordinat posisi ISIS di al Bab ke komandan udara Rusia.
“Pada tanggal 22 Januari, pusat komando Rusia di pangkalan udara Hmeymim telah menerima koordinat target ISIS di Al-Bab, Provinsi Aleppo, melalui ‘jalur langsung’ dari markas koalisi pimpinan AS,” menurut pernyataan kementerian sebagaimana diposting di situs berita yang dikelola negara Sputnik news.
“Setelah verifikasi data lebih lanjut dengan bantuan dari pesawat tak berawak dan satelit mata-mata Angkatan Aerospace Rusia, dua jet dari koalisi internasional telah melakukan serangan udara terhadap sasaran teroris,” kata pernyataan itu.