Korps Marinir Amerika Serikat musim semi ini mengirimkan elemen pesawat terbesar sepanjang sejarah. Sebanyak empat tilt-rotor Ospreys, lima helikopter Super Cobra dan empat Huey dari Hawai akan dikerahkan ke Australia utara.
Pengiriman ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Korps Marinir untuk terus meningkatkan kekuatan mereka di Pasifik.
Marinir bergerak ke empat wilayah penting dalam beberapa tahun ke depan yakni Jepang, Guam, Hawaii dan Australia sebagai bagian dari ” distributed laydown” yang bertujuan untuk mencegah ancaman yang berkembang di kawasan Asia-Pasifik yang luas, terutama dari dari China dan Korea Utara.
Osprey, dengan jangkauan jarak jauh dan kecepatan tinggi dipandang sebagai konektor utama bagi Korps Marinir dalam strategi island-hopping baru.
Empat MV-22 Osprey dari Hawaii yang dijadwalkan akan dikirim adalah dari Marine Medium Tilt Rotor Squadron 268 (VMM-268), sedangkan lima AH-1W Super Cobra dan empat UH-1Y Venom adalah bagian dari Marine Light Attack Attack Helicopter Squadron 367 (HMLA-367). Sebanyak 13 kekuatan udara ini akan ditempatkan di Pangkalan Royal Australian Air Force Darwin.
Sebagai perbandingan, Marinir hanya mengirim empat helikopter UH-1Y untuk rotasi pada 2016 dan empat CH-53E Super Stallions pada tahun 2015,.
Craig Whelden, Direktur Eksekutif Korps Marinir Pacific di Camp HM Smith sebagaimana dilansir Military Times Minggu 22 Januari 2017 menyebut kontingen berikutnya yang akan disebarkan adalah kekuatan yang lebih mampu lebih dan beragam daripada sebelumnya.
The “distributed laydown ” di Pasifik, bertujuan untuk membangun kemampuan untuk menggerakan cepat pasukan dari satu tempat ke tempat lain dengan fokus menggerakan lebih dari 4.000 Marinir dari Okinawa, Jepang, ke Guam.
Whelden mengatakan ratusan juta dolar sudah telah diinvestasikan di Guam, dengan dermaga untuk mendukung kelompok kapal amfibi siap sudah selesai dan jalan dan pengerjaan hanggar untuk Ospreys dan F-35B Lightning II sedang dilakukan. “Kami tidak mendasarkan F-35 di Guam, tapi kami melatih mereka di Guam,” kata Whelden.
Sepuluh dari pesawat siluman tersebut minggu ini dikirim ke Iwakuni, Jepang, dengan enam lebih diharapkan tiba musim panas ini. Whelden mengatakan relokasi sekitar 2.700 Marinir dari Okinawa ke Hawaii akan dilakukan sekitar 10 tahun lagi.
Pada bulan November 2011, Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengumumkan bahwa Marinir AS akan dikirim pada enam bulan penyebaran rotasi untuk berlatih dengan Angkatan Pertahanan Australia di Darwin dan di tempat lain di Northern Territory.
Langkah ini menempatkan Marinir lebih dekat ke Asia Tenggara dan memungkinkan Australia, sekutu utama, untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Kehadiran itu berkembang menjadi 2.500 personel Marinir Air Ground Task Force selama jangka 2016-2017, namun para pejabat mengatakan iterasi keenam dari penyebaran akan tetap pada 1.250 Marinir yang diharapkan tiba di Australia pada bulan April.
Komando Korps Marinir Pasifik mengatakan sebagian besar Marinir yang dikirim akan berasal dari Batalyon 3, Resimen Marinir ke-4, dari Camp Pendleton di California, kata.
Menurut Departemen Pertahanan Australia, 200 Marinir dikerahkan pada tahun 2012, 250 pada 2013, 1.150 pada 2014, 1.150 pada tahun 2015 dan 1.250 pada tahun 2016.
Namun jumlah penyebaran akan ditetapkan pada angka terjebak di 1.250 karena masalah pendanaan. “Posisi Korps Marinir di Australia sampai saat ini tidak akan tumbuh di luar 1.250 Marinir sampai kita mendapatkan beberapa tambahan anggaran untuk pendanaan untuk pembangunan militer,” kata Craig Whelden,Direktur Eksekutif Korps Marinir Pacific di Camp HM Smith sebagaimana dilansir Military Times Minggu 22 Januari 2017.
Media Australia mengatakan kekuatan rotasi Korps Marinir diharapkan dua kali lipat kekuatan penuh dari 2.500 pada tahun 2020.
Baca:
https://www.jejaktapak.com/2016/10/19/inilah-alasan-mengapa-h-1-huey-memiliki-tempat-khusus-di-sejarah-militer/