Pemerintahan Trump bertekat akan membangun system pertahanan rudal canggih untuk melindungi Amerika Serikat dari serangan Iran dan Korea Utara. Pernyataan itu muncul beberapa menit setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden ke-45 AS Jumat 20 Januari 2017
Pernyataan yang dirilis di laman Gedung Putih itu tidak memuat keterangan rinci soal apakah sistem itu akan berbeda dengan yang sudah dibangun.
Selain itu, tidak ada keterangan mengenai biaya atau bagaimana pembuatan sistem canggih itu akan didanai. Hanya saja, yang menarik bahwa system itu diperuntukkan untuk Iran dan Korea Utara tanpa menyebut Rusia dan China.
Pada Jumat siang waktu setempat di Gedung Capitol, Washington D.C., Donald Trump telah dilantik sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat.
Trump, yang lahir pada 14 Juni 1946 di Kota New York, merupakan lulusan University of Pennsylvania Wharton School of Business dan pada 1968 bergabung dengan perusahaan properti milik ayahnya.
Pada 1971, ia mengambi alih kendali perusahaan dan kemudian dalam beberapa puluh tahun membangun kerajaan bisnisnya.
Selama bertahun-tahun, Trump menanamkan modal antara lain dalam perjudian dan klub golf. Ia muncul menjadi tokoh pesohor melalui acara realitas TV-nya, “The Apprentice” dan pemilihan ratu sejagat, Miss Universe.
Majalah Forbes memperkirakan kekayaan Trump bernilai US$4,5 billion (sekitar Rp60,3 triliun) sementara menurut pengakuannya sendiri, kekayaannya mencapai US$10 miliar (sekitar Rp134,2 triliun).
Trump sebelumnya pernah mendukung calon-calon presiden dari kedua partai politik utama AS. Tokoh yang tidak memiliki pengalaman bekerja pada lembaga pemerintah itu kemudian mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada Juni 2015.
Slogan yang diusung Trump pada masa kampanye adalah “Make America Great Again (Kembalikan Kehebatan Amerika)”. Ia menyokong pemberlakuan aturan keamanan nasional yang lebih ketat dan berjanji akan membuka lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Ia juga mengatakan akan membangun pagar dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk menghadang para “imigran ilegal” masuk ke AS.
Setelah dalam pemilihan presiden pada 8 November tahul lau mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, Trump mengundang banyak kritik karena mencalonkan sebagian besar kalangan pengusaha kaya sebagai anggota-anggota kabinetnya.
Sikap lunaknya terhadap Rusia, yang dituding lembaga intelijen AS telah memanipulasi kampanye presiden AS, juga dihujani kritik.