Inilah Strategi NATO Memenangkan Perang Dunia III di Eropa

Inilah Strategi NATO Memenangkan Perang Dunia III di Eropa

PERTEMPURAN DARAT

nato 3232

Secara teknologi, pasukan darat NATO memiliki keunggulan, dan dekade itu adalah masa di mana banyak sistem tempur diperkenalkan yang masih beroperasi hingga kini.

Pada tahun 1988, US Army Ketujuh yang berbasis Eropa memiliki sistem tempur “Big Five”: tank M1 Abrams, kendaraan tempur infanteri M2 Bradley, helikopter serangan AH-64 Apache, Helikopter transportasi UH-60 Blackhawk dan sistem rudal Patriot, yang akan sangat meningkatkan kemampuan Angkatan Darat untuk melawan Airland Battle.

Jerman Barat telah mulai mengerahkan tank generasi kedua, Leopard II yang juga digunakan oleh Belanda, dan memiliki kendaraan tempur infanteri Marder. Pada saat yang sama, Angkatan Darat Inggris mengenalkan tank Challenger dan kendaraan tempur infanteri Warrior dari formasi tempur Rhine.

NORTHAG atau Northern Army Group ditugaskan untuk menjaga sisi utara Jerman Barat. Sisi ini memiliki hamparan relatif datar dan memanjang dari perbatasan Jerman sampai Belanda dan Belgia. Medan yang jelas disukai penyerang.

NORTHAG juga memiliki tugas tambahan melindungi rute terpendek ke Ruhr, jantung industri Jerman Barat, ibukota Jerman Barat Bonn, dan rute terpendek ke Antwerp dan Rotterdam, dua pelabuhan utama yang memainkan peran penting dalam mengalirkan bala bantuan untuk NATO.

Pasukan NATO di sektor tersebut dibagi antara Jerman, Inggris, Belanda dan Belgia dengan masing-masing dua sampai empat divisi tempur .

CENTAG, atau Central Army Group, ditugaskan untuk bagian tengah Jerman. CENTAG adalah kekuatan yang didominasi Jerman dan Amerika, dengan Brigade Mekanik dari Kanada ditambahkan.

Dua korps Jerman, masing-masing dengan campuran panzer, Panzergrenadier dan mountain divisions akan terus di garis ini bersama dua korps Amerika, masing-masing terdiri atas dua sampai tiga divisi infanteri lapis baja dan mekanik.

CENTAG bertanggung jawab untuk jalur sempit antara perbatasan Jerman dan sungai Rhine dengan jarak sekitar 120 mil.

Meskipun kalah jumlah, CENTAG memiliki keunggulan senjata. Formasi tempur AS dan Jerman terdiri dari pasukan mekanik dan infanteri lapis baja, ideal untuk melawan pasukan tank berat Soviet dan Pakta Warsawa.

Meskipun diisi dengan wajib militer, Bundeswehr, sebutan Angkatan Darat Jerman Barat memiliki kualitas yang sangat tinggi, dengan pelatihan, kepemimpinan dan peralatan yang sangat baik.

Divisi Amerika yang ditempatkan di Eropa memiliki batalion manuver tambahan, meningkatkan daya tembak sekitar 10 persen, dan masing-masing korps Amerika memiliki resimen kavaleri lapis baja yang skrining perbatasan.

Kelebihan lainnya untuk CENTAG adalah medan. Tidak seperti Jerman utara, medan di Jerman selatan terdiri dari bukit, gunung dan menghubungkan lembah, yang semuanya sangat disukai dalam pertahanan.

Di ujung utara, perbatasan bersama Norwegia dengan Uni Soviet yang tampaknya akan jadi titik lemah pertahanan. Daerah ini terdiri dari pegunungan Norwegia dan setiap serangan darat Soviet kemungkinan akan dibantu oleh pasukan laut dan airmobile Soviet.

NATO berencana untuk mengirim brigade multinasional, ACE Mobile Force, , untuk menunjang pertahanan Norwegia, dan Korps Marinir AS telah melakukan pra-posisi seluruh peralatan brigade di gua-gua Norwegia.

Di seluruh benua, NATO menduga musuh akan menggunakan pendaratan udara, serangan helikopter udara  yang dilalukan oleh pasukan khusus. Formasi kecil dan sangat cepat akan digunakan untuk merebut tempat di belakang garis NATO termasuk lapangan udara, jembatan (terutama sungai Rhine, Main dan Weser), kantor pusat, depot suplai dan tempat penyimpanan pra-posisi Amerika.

Untuk menjaga keamanan di wilayah dalam disiapkan 12 unit seukuran brigade cadangan Jerman Barat. Bonn juga memiliki tiga brigade pasukan payung yang bisa dengan cepat bergerak untuk melawan terancam. Keamanan pangkalan udara  NATO sangat tinggi, dengan Angkatan Udara AS mengerahkan sejumlah besar pasukan keamanan di banyak basis dan RAF Regiment menjaga lapangan udara Inggris.

Jika pasukan konvensional gagal menghentikan invasi Pakta Warsawa, NATO memiliki berbagai macam senjata nuklir taktis di tangan, dari nuclear depth charges hingga gravity bombs dan Ground-Launched Cruise Missile dan Pershing II

Meski aliansi memiliki senjata nuklir yang cukup untuk menghentikan serangan yang dipimpin Soviet, menggunakan senjata ini berarti akan memulai siklus pembalasan nuklir dan kontra-pembalasan akan sulit untuk berhenti. Penggunaan senjata nuklir taktis kemungkinan akan menyeret ke penggunaan senjata nuklir strategis dan itu akan menjadi akhir peradaban manusia.

Sumber: National Interest