Modernisasi Paling Ambisius Selesai, Vietnam Terima Kelas Kilo Terakhir
Tass

Modernisasi Paling Ambisius Selesai, Vietnam Terima Kelas Kilo Terakhir

Vietnam telah menerima kapal selam serang keenam  sekaligus yang terakhir dari Rusia yang akan menjadi tambahan kekuatan penting untuk menyaingi China yang terus meningkatkan kekuatannya di Laut China Selatan.

Kapal selam, diesel  listrik kelas Kilo baru bernama HQ-187 Ba Ria-Vung Tau   diangkut dengan  kapal Rolldock Strom  tiba di Ranh Pelabuhan Cam di provinsi Khanh Hoa  pada Jumat 20 Januari 2017, setelah perjalanan lebih dari 40 hari dari Rusia.

Kapal selam ini  akan bergabung dengan lima kapal selam kelas kelas Kilo lain yang telah diterima Angkatan Laut. Kapal selam yang dijuluki Black Hole karena sulit dideteksi ini akan menjadi kekuatan utama Vietnam dalam perang laut.

Sebagaimana dilaporkan Global Times Jumat sebelumnya pada tahun 2014 dan 2015, Rusia telah menyampaikan empat kapal selam kelas Kilo serupa untuk Vietnam, yaitu HQ-182 Hanoi, HQ-183 Kota Ho Chi Minh, HQ-184 Hai Phong dan HQ-185 Khanh Hoa. Sementara pada awal Februari 2016, kapal selam kelima  HQ-186 Da Nang, tiba di Cam Ranh.

Dengan perpindahan  3,000-3,950 ton, kapal selam yang memiliki panjang hampir 74 meter dapat beroperasi pada kedalaman rata-rata 240 meter dan kedalaman maksimum 300 meter, serta berlayar dengan rentang  6,000-7,500 mil laut selama 45 hari dengan 52 anggota kru. Kapal selam dilengkapi dengan berbagai senjata anti-kapal yang mampu  menenggelamkan  atau melumpuhkan kapal yang lebih besar.

Vietnam mulai memesan kapal selam ini pada tahun 2009 dengan biaya US$2,1 miliar  setelah ketegangan  di Laut China Selatan mulai meningkat.

China,  mengklaim hampir semua laut termasuk daerah yang diklaim oleh Vietnam. Beijing juga  dilaporkan telah mengirim senjata canggih ke pulau-pulau buatan yang dikendalikan mereka sementara Angkatan Laut AS secara teratur mengirim patroli ke wilayah tersebut.

Dengan pengiriman kapal terakhir ini, militer Vietnam telah menyelesaikan salah satu upaya modernisasi yang paling ambisius karena memiliki modal peting ketika terjadi perang dengan China.