Site icon

Leopard Terbukti Rentan di Perang ISIS

Leopard 2 Jerman

Reputasi tank kebanggaan Jeman Leopard 2  , yang menjadi andlan  pasukan lapis baja NATO, dan sejumlah Negara lain termasuk Indonesia mengalami nasib buruk di perang ISIS. Hal ini menunjukkan kerentanan dari main battle tank tersebut.

Setidaknya 10 tank berbobot  60 ton  milik Turki telah hancur selama upaya mereka  merebut  kota utara strategis penting al-Bab yang  terletak hanya 15 mil selatan dari perbatasan Turki.

Turki telah mengerahkan ribuan tentara dalam operasi Perisai Efrat yang dimulai pada September 2016 lalu. Meskipun  dukungan serangan udara dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur Turki dan Rusia, mereka tidak mampu untuk mengambil alih kota tersebut.

Beberapa lusin tentara Turki dan sekutu lokal tewas dalam pertempuran tersebut. Koran Welt Die Jerman mengatakan sedikitnya 10 Leopard 2 hancur dan banyak yang lain rusak di tengah jalan  di pinggiran al-Bab. Para pemberontak disebut telah menggunakan rudal anti tank TOW buatan Amerika Serikat dan rudal Kornet Rusia.

Tank Leopard 2, yang dibangun oleh Bayern Krauss-Maffei, telah ada dalam pelayanan sejak tahun 1980-an. Sebanyak 2.100 dibeli oleh tentara Jerman. Tapi setelah Perang Dingin,  hanya tinggal 325 yang saat ini tetap berada di inventarisasi unit panzer Jerman. Sekitar 20 di antaranya adalah model A7 yang didesain ulang dan dimodifikasi secara besar, tetapi kebanyakan masih  model A4 seperti yang digunakan  Turki.

Tank Leopard 2 secara luas diekspor selama bertahun-tahun. Sejumlah negara – termasuk Austria, Denmark, Finlandia, Yunani, Belanda, Turki, Spanyol, Swedia, Indonesia dan Swiss  menggunakan tank ini dengan berbagai model.  Setelah berakhirnya Perang Dingin, tentara Jerman mulai menjual kendaraan lapis baja berlebih mereka.

 

Exit mobile version