Pada tahun 1980, Amerika Serikat ketakutan jika harus perang dengan Uni Soviet. Washington melihat kekuatan Angkatan Laut Soviet telah tumbuh secara dramatis dan ini akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi mereka.
Sebuah penilaian yang akhirnya salah dan berlebihan. Dan bisa jadi kesalahan yang sama mungkin akan terjadi dalam kasus China.
Angkatan Laut Uni Soviet dari tahun 1917 sampai 1960-an bukanlah ancaman serius bagi Barat. Armada mereka besar tetapi terbatas dan terutama berorientasi untuk pertahanan pesisir dengan banyak kapal rudal kecil, kapal selam diesel torpedo. Titik utama militer Rusia masih difokuskan pada Angkatan Darat yang dikenal sebagai Tentara Merah.
Tetapi pada 1960-an, di bawah kepemimpinan Adm. Sergei Gorshkov, Angkatan Laut Soviet berubah menjadi dengan dratis. Alih-alih fokus pada pertahanan pesisir belaka, Moskow mulai membangun angkatan laut air biru yang terdiri kombatan permukaan besar seperti kapal penjelajah bersenjata berat dan kapal perusak, kapal selam serangan nuklir, dan Kapal Induk yang menjadi simbol utama dari Seapower di mata Barat.
Meski Soviet mungkin tidak bisa mengalahkan Amerika Serikat dan angkatan laut sekutu secara mutlak kala itu, mereka sangat mungkin bisa memporak-porandakan konvoi mengangkut pasukan AS yang melintasi Atlantik dan dengan demikian memungkinkan Tentara Merah menyerbu Eropa, atau menghancurkan kapal tanker minyak untuk mengganggu ekonomi Barat.
“Namun, Angkatan Laut Soviet juga memiliki masalah berat. Banyak kapal yang tidak memiliki kemampuan tangguh atau bahkan aman. Moral personel juga tidak sangat tinggi, terbukti dengan yang perusak Soviet yang mencoba membelot ke Barat pada tahun 1975,” tulis pengamat pertahanan Michael Peck di National Interest Senin 17 Januari 2017.
Situasi ini dipandang dengan berlebihan oleh Amerika yang akhirnya secara jor-joran membangun kekuatan mereka. Begitu banyak uang yang habis untuk program senjata yang sebagian besar akhirnya tidak berguna.