Militer Pakistan telah berhasil menguji tembak rudal jelajah berkemampuan nuklir dari sebuah kapal selam untuk pertama kalinya. Uji sukses ini dilakukan kurang dari sebulan setelah India meluncurkan rudal Agni-V.
Inter-Services Public Relations, media sayap militer Pakistan, mengatakan rudal Babur-3, akan membantu meningkatkan pertahanan negara saat tetangganya mengembangkan teknologi mereka sendiri.
ISPR menyebut tes ini sebagai manifestasi dari strategi respons untuk strategi nuklir dan postur yang diadopsi di lingkungan Pakistan. Secara terselubung Pakistan mengarahkan pernyataannya itu pada Pakistan.
Pensiunan tentara Pakistan, Letnan Jenderal Talat Masood mengatakan kepada CNN Selasa 10 Januari 2017, upaya Pakistan ini untuk mengembangkan kemampuan serangan kedua dan ini baru sebuah awal.
Namun Masood. Mengatakan mempertahankan kemampuan serangan kedua untuk memukul musuh setelah mereka diserang – dengan armada kapal selam akan mahal, baik secara finansial dan diplomatis.
Menurut Jane Defense Weekly, Pakistan saat ini memiliki delapan kapal selam dalam armadanya. “Untuk mampu menghalangi musuh, tiga dari mereka akan harus dilengkapi dengan rudal berkemampuan nuklir,” kata Masood.
Uji tembak yang dilakukan Pakistan datang setelah India menguji rudal balistik antarbenua Agni-V pada bulan Desember. Para pengamat mengatakan Pakistan telah bekerja untuk membangun kemampuan serangan kedua beberapa waktu, jadi soal waktu peluncuran tidak ada hubungannya dengan uji Agni-V.
Salah satu ahli mengatakan India kemungkinan besar tidak akan kehilangan keunggulan atas tes ini. “Ini adalah ancaman, tetapi angkatan laut India akan dapat menangani,” kata Bharat Karnad, seorang profesor riset di Centre for Policy Research India kepada CNN.
Dari sudut pandang pencegahan, Karnad mengatakan masuk akal bagi Pakistan untuk menunjukkan ke publik peluncuran rudal dalam rangka untuk mencegah lawan bergerak melawan Islambad.
Tetapi India tidak terlalu khawatir terkejar Pakistan karena India akan terus menggenjot kemampuan untuk mengejar China. Sementara China pada gilirannya akan fokus pada Amerika Serikat.
“Ini rantai daisy nuklir yang benar-benar tidak ada solusi,” kata Karnad. “Ini adalah masalah strategis terbesar untuk kawasan ini.”
Islamabad diyakini telah mengembangkan Babur-3 setelah reverse-engineering rudal AS yang ditemukan hampir utuh di Pakistan pada 1990-an.
Rudal itu merupakan varian dari rudal jelajah berbasis darat dan memiliki jangkauan 450 km. ISPR menambahkan rudal dilengkapi dengan teknologi navigasi dan propulsi canggih.
“Rudal itu memiliki kemampuan untuk terbang mengikuti lekuk medan dan laut menggelapkan kemampuan pesawat untuk menghindari radar dan pertahanan udara bermusuhan, selain teknologi siluman tertentu,” menurut pengumuman ISPR.
IHS Jane mengatakan peluncuran cenderung meningkatkan ketegangan antara Pakistan dan India karena ketidakstabilan baru-baru ini di Kashmir. Serangkaian bentrokan mematikan menghidupkan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah yang diperebutkan akhir tahun lalu.
Baca juga:
3 Alasan Mengapa Nuklir Pakistan Masih Bisa Membuat India Tidur Nyenyak