Pada Senin 9 Januari 2016 bumi hampir saja dihantam sebuah asteroid yang baru ditemukan dan dijuluki sebagai 2017 AG13. Asteroid, milik kelompok asteroid Aten dengan diameter antara 11 dan 34 meter ditemukan oleh para ilmuwan di University of Catalina Sky Survey berbasis Arizona hanya dua hari sebelum melintas dalam jarak dekat, terutama karena reflektifitas rendah dan kecepatan 16 kilometer per detik.
AG13 melintas planet pada pukul 7:47, pada jarak sekitar 200 000 kilometer, sebuah jarak yang sangat dekat untuk ukuran kosmik. Asteroid bergerak setengah jarak antara Bumi dan bulan, yang dapat terlihat jelas dalam video yang dirilis oleh Slooh Observatorium.
Sebuah simulator “Impact Earth” yang diciptakan oleh para peneliti di Purdue University, memperkirakan bahwa pada sudut tabrakan atmosfer 45 derajat batu seukuran AG13 akan meledak menjadi potongan-potongan kecil yang melepaskan sekitar 10 kali energi bom atom yang diledakkan di Nagasaki.
Meskipun sebagian besar akan terbakar di atmosfer dan tidak menyebabkan kerusakan pada skala global, sejumlah besar puing-puing bisa sampai permukaan, berpotensi menyebabkan kerusakan dan cedera.
Dampaknya akan sama dengan meteorit yang memasuki atmosfer di Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013, yang memecahkan jendela dan menyebabkan kerusakan yang signifikan di wilayah yang luas.
Mendeteksi batuan ruang angkasa yang mendekati bumi sangat penting. Berbagai teleskop dan survei langit terus-menerus memindai lingkungan Bumi untuk melacak dan mengkarakterisasi asteroid terdekat. Pada tahun 2005, Kongres AS diarahkan NASA untuk mengidentifikasi setidaknya 90 persen dari NEO berpotensi berbahaya dengan ukuran 140 meter atau lebih besar pada akhir 2020.
Baca juga: