Sebuah kapal Destroyer US Navy mengeluarkan tiga tembakan peringatan di empat kapal serangan cepat Iran di dekat Selat Hormuz setelah mereka menutup jalur dengan kecepatan tinggi dan mengabaikan permintaan ulang untuk memperlambat kapal.
Insiden yang terjadi pada hari Minggu 8 Januari 2017 dan pertama kali dilaporkan oleh Reuters. “Ini adalah interaksi yang tidak aman dan tidak profesional, dan itu adalah karena fakta bahwa mereka mendekati pada tingkat tinggi kecepatan dengan senjata dan mengabaikan peringatan berulang-ulang,” kata Kapten Jeff Davis, juru bicara Pentagon.
Tembakan peringatan ditembakkan kapal Korps Pengawal Revolusi Islam oleh USS Mahan setelah mereka mencoba melakukan kontak radio tetapi tidak direspons dan kapal Iran tetap melaju dengan cepat.
Sementara sejumlah pejabat Pentagon berbicara kepada Reuters pada kondisi anonimitas, mengatakan kapal Iran datang dalam jarak 900 yard (800 meter) dari kapal perusak Angkatan Laut, yang mengawal dua kapal militer AS lainnya.
USS Mahan juga menembakkan flare dan helikopter US Navy menurunkan turun pelampung asap sebelum tembakan peringatan dilakukan.
Gedung Putih mengatakan kapal Iran telah melakukan perbuatan yang tidak dapat diterima dan bahwa insiden seperti mempertaruhkan ketegangan meningkat.
“Pada titik ini Amerika Serikat tidak tahu apa maksud dari kapal Iran itu, tapi perilaku ini tidak dapat diterima mengingat bahwa USS Mahan beroperasi di perairan internasional,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest saat konferensi pers pada hari Senin.
Era saling permusuhan sebenarnya sempat mereda ketika Washington mencabut sanksi-sanksi terhadap Teheran tahun lalu setelah kesepakatan untuk mengekang ambisi nuklir Iran. Tapi perbedaan serius masih tetap ada terkait program rudal balistik Iran serta konflik di Suriah dan Irak.
Insiden semacam ini tidak hanya terjadi sekali. Pada bulan Agustus, kapal US Navy lain melepaskan tembakan peringatan ke arah kapal serang cepat Iran yang mendekati dua kapal AS.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2016/09/29/jika-diserang-iran-akan-jadi-medan-perang-brutal/