Jet Tempur Rusia Dukung Serangan Turki di Suriah, AS Terancam Tersingkir

Jet Tempur Rusia Dukung Serangan Turki di Suriah, AS Terancam Tersingkir

Di saat koalisi pimpinan Amerika Serikat yang merupakan sekutu Ankara tidak membantu pasukan Turki untuk menyerang sejumlah posisi ISIS dan Kurdi di Suriah, justru Rusia yang mengirimkan jet-jet tempurnya untuk memberi serangan dukungan ke pasukan darat.

Pesawat-pesawat tempur Rusia sebagaimana dilaporkan New Yorks Times dikabarkan telah melakukan serangan udara untuk mendukung serangan Turki di Suriah utara melawan ISIS. Evolusi penting  dalam kemitraan Rusia-Turki ini jika terus membesar terancam akan menyingkirkan Amerika Serikat untuk menjadi bagian penting dalam menentukan nasib akhir Suriah.

Misi udara, yang berlangsung selama sekitar satu minggu di dekat kota strategis penting  Al Bab, menjadi tindakan militer pertama  Kremlin  untuk membantu Turki dalam perjuangan mereka melawan kelompok militan.

Rusia dan Turki terus membangun hubungan setelah sempat beku ketika pesawat tempur Su-22 Rusia ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada November 2015 lalu.

Rusia dan Turki telah terlibat dalam upaya bersama untuk membangun gencatan senjata di Suriah yang tidak  melibatkan Amerika Serikat. Pada saat yang sama, hubungan antara Amerika Serikat dan Turki merosot  setelah  presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meningkatkn serangan kepada kelompok YPG Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat. Ankara memasukkan YPG sebagai kelompok teroris/

Sementara Turki juga mengeluhkan sikap koalisi pimpinan Amerika yang tidak memberikan dukungan serangan darat kepada pasukannya. Padahal koalisi telah diberi izin untuk menggunakan pangkalan Incirlik sebagai basis serangan.

Beberapa analis mengatakan Rusia tampaknya telah bisa menerima  Turki bergerak untuk membangun zona keamanan di Suriah utara guna mencegah Suriah Kurdi  mendirikan daerah otonom. Sebagai imbalannya, Turki tampaknya mundur dari upaya  untuk menggeser Presiden Bashar al-Assad yang didukung Rusia dari kekuasaannya.

“Pemulihan hubungan Rusia-Turki sebagian besar taktis,” kata James F. Jeffrey, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Turki. “Rusia bisa menerima  untuk saat ini dengan kantong Turki di Suriah utara jika tidak mengancam rezim Assad. Dan memungkinkan Rusia untuk mengeksploitasi untuk menggeser Amerika Serikat dalam hubunganya dengan Turki  dengan memberikan dukungan udara ke Turki terhadap ISI yang entah kenapa Amerika tidak mau memberikannya,” katanya dikutip New Yorks Times Senin 9 Januari 2017.