Site icon

Indonesia Ingin Ekspor Bom untuk Jet Tempur Sukhoi

Pemerintah Indonesia ingin mengekspor lebih banyak senjata yang diproduksi secara lokal dalam upaya untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri. Dalam langkah terbaru, pemerintah telah menjelajahi kemungkinan mengekspor bom yang diproduksi oleh produsen di Malang, Jawa Timur, untuk jet tempur Sukhoi.

“Jika produk mereka tidak dapat sepenuhnya digunakan di dalam negeri, mereka harus ekspor mereka. Masalahnya adalah, ekspor senjata tidak murni masalah komersial. Ada isu-isu non-perdagangan kita juga harus menyelesaikan,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution saat berkunjung ke pabrik produsen senjata PT Sari Bahari di Malang, Kamis 5 Januari 2017 lalu.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga hadir. Selama kunjungan, Darmin mengeksplorasi situasi bisnis Sari Bahari, termasuk kapasitas produksinya.

Dengan produsen senjata lain, PT Dahana, PT Sari Bahari kini memproduksi berbagai sistem pertahanan utama (alutsista). Mereka termasuk bom P-100 dan P-250, yang berfungsi untuk latihan dan untuk membawa hulu ledak hidup, bom P-500, hulu ledak 70 dan 80 mm untuk  bom asap dan bahan peledak nyata, pesawat tak berawak sasaran rudal Petir dan tabung peluncur Rocketpod 7.

Presiden Direktur Sari Bahari Ricky Hendrik Egam mengatakan beberapa pihak  tertarik untuk membeli bom yang diproduksi oleh perusahaan.

“Mereka telah menyampaikan minat mereka untuk membeli bom [bagi para jet tempur Sukhoi],” kata Ricky sebagaimana dilaporkan The Jakarta Post. Dia mengatakan Sari Bahari  telah mengekspor  ratusan hulu ledak asap 70 mm untuk Angkatan Udara Chili.

Saat ini, Sari Bahari  fokus  memproduksi hingga 100 bom per hari untuk memenuhi kebutuhan latihan militer Angkatan Udara Indonesia. Setiap tahun, pilot Indonesia melakukan latihan pengeboman menggunakan ribuan P-100 bom yang diproduksi oleh Sari Bahari.

Bom diproduksi oleh perusahaan Malang untuk jet Sukhoi yang dijual dengan harga yang kompetitif dan terdiri dari 90 persen komponen lokal.

Exit mobile version