Pertama dalam Sejarah, Kapal Selalm China Merapat di Malasyia
Kapal Selam China

Pertama dalam Sejarah, Kapal Selalm China Merapat di Malasyia

Sebuah kapal selam serang China singgah di Malaysia pekan ini. Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menjadi sinyal lebih lanjut dari upaya China memperluas pengaruh dan penataan kekauasaan di Asia Tenggara.

Kunjungan ini terjadi saat dua kapal perang Rusia juga membuat sejarah dengan berlabuh di Filipina untuk melakukan latihan bersama. Selama ini Filipina adalah sekutu utama Amerika di Asia Tenggara namun hubungan keduanya sedang renggang.

Kapal selam dan kapal dukungan angkatan laut China tiba di Kota Kinabalu, sebuah  pangkalan angkatan laut yang menghadap ke Laut China Selatan. Kapal datang pada  hari Selasa dan  tinggal sampai hari Sabtu 7 Januari 2016.

Seorang pejabat angkatan laut Malaysia mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa ini merupakan pertama kalinya sebuah kapal selam China  mengunjungi Malaysia. Kedua kapal datang untuk  istirahat dan rekreasi.

Kementerian Pertahanan China mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa kapal selam berhenti di Malaysia untuk beristirahat dan mengisi persediaan setelah kembali dari patroli anti-pembajakan di Teluk Aden dan lepas pantai Somalia. China telah berpartisipasi dalam patroli multinasional tersebut sejak tahun 2009. Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Perluasan kekuatan angkatan laut China dan Rusia ke Asia Tenggara mencerminkan reorientasi hubungan pertahanan di wilayah ini setelah  Beijing dan Moskow berusaha untuk membentuk kembali arsitektur keamanan global yang selama beberapa decade  telah didominasi oleh Amerika Serikat.

Malaysia dan Filipina di antara beberapa pemerintah yang terlibat konflik klaim dengan China di wilayah  Laut China Selatan. Kedua Negara ini telah  didukung dengan hubungan pertahanan dengan AS dalam beberapa tahun terakhir dalam menanggapi upaya Beijing untuk menegakkan klaimnya.

Meski sebelumnya kapal perang China sudah pernah berkunjung ke Malaysia naming Euan Graham, direktur Program Keamanan Internasional di Institut Lowy di Sydney menyebut secara kualitatif kunjungan kapal selam memiliki nilai yang berbeda.

“Ini menandakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada  Negara tuan rumah, karena sifat sensitif dari operasi kapal selam, perang melawan siluman atau platform pengintaian,” katanya.

Dia menambahkan kunjungan ini  menandakan bahwa kapal selam China bisa beroperasi dengan persetujuan Malaysia dalam  di selatan Laut China Selatan, termasuk di sekitar Kepulauan Spratly yang disengketakan.

Pangkalan Kota Kinabalu juga menjadi rumah bagi dua kapal selam kelas Scorpene yang dibangun Prancis untuk Malaysia.Kapal  Angkatan Laut dan kapal selam AS telah menggunakan pangkalan ini , bersama dengan fasilitas di Filipina sebagai bagian dari operasi di Laut China Selatan.