Ada diskusi yang tak terhitung jumlahnya yang memperdebatkan lebih baik mana Northrop F-5E Tiger II Amerika atau MiG-21 Fishbed Soviet.
Gabungan dua pesawat tempur ringan ini telah diproduksi lebih dari 15.000. Mereka telah bertugas di lebih dari 60 angkatan udara yang berbeda beberapa di antaranya mengoperasikan keduanya.
Cerita yang umum muncul saat membicarakan kini kedua pesawat adalah mereka tidak pernah bertemu dalam pertempuran sehingga sulit untuk menjawab siapa yang terbaik.
Tetapi sebenarnya, kedua pesawat ini pernah bentrok dan tidak hanya sekali.
Pertempuran udara pertama mereka di Tanduk Afrika di musim panas 1977 yang berakhir dengan kemenangan F-5ES milik Angkatan Udara Ethiopia.
Pesewat ini menembak jatuh sembilan MiG-21 dan dua MiG-17 Angkatan Udara Somalia. Tidak ada satupun F-5ES yang jatuh ditembak musuh.
Tiga tahun lebih sedikit kemudian dua pesawat ini kembali bentrok dalam Perang Iran-Irak. Angkatan Udara Republik Islam Iran mewarisi pesawat rezim shah yang digulingkan. Meski diembargo Amerika, saat itu Angkatan Udara Iran masih memiliki lima skuadron dilengkapi dengan sekitar 115 F-5E / F, dan satu skuadron yang dilengkapi pesawat versi pengintai RF-5A.
Sekitar 40 Tiger II lain berada di penyimpanan. Senjata udara ke udara utama mereka adalah AIM-9J sebuah varian dari rudal Sidewinder buatan AS, dan dua meriam Colt M39 20-milimeter yang diinstal secara internal. Tapi di Iran jenis ini terutama digunakan sebagai pembom tempur yang dipersenjatai dengan bom yang berbeda.

Dioperasikan oleh sembilan skuadron, MiG-21 adalah tulang punggung Angkatan Udara Irak. Unit terbaik dilengkapi dengan varian ultimate MiG-21bis dan rudal udara ke udara terbaru buatan Soviet seperti AA-2C Advanced Atoll dan AA-8 Aphid.
Beberapa MiG-21 yang dimodifikasi lokal membawa rudal udara ke udara buatan Prancis R.500 Magic, batch kecil yang dikirim ke Irak pada musim panas 1980 sambil menunggu pengiriman pertama dari pencegat Dassault Mirage F.1EQ.
Kualitas pelatihan pilot Irak dan Iran secara umum sama. Iran menjalani pelatihan yang ekstensif di Amerika Serikat dan beberapa di Pakistan. Sementara, Irak mengembangkan prosedur taktis mereka sendiri dengan pengalaman dalam perang Arab dengan Israel Oktober 1973. India, Perancis dan Uni Soviet juga memberi masukan dalam pelatihan Irak.

F-5ES Iran dan MiG-21 Irak bentrok untuk pertama kalinya pada 24 September 1980, dua hari setelah Irak menyerbu Iran. Dua MiG menyelinap mendekati Hurrya Air Base sarat dengan Mk.82 bom.
Salah satu rudal Irak meledak di bawah pesawat diterbangkan oleh Kapten. Yadollah Sharifi-Ra’ad menjadikan kehadiran mereka diketahui. Sharifi-Ra’ad kemudian menembak satu pesawt dengan Sidewinder tunggal.
Dalam upaya untuk menghancurkan sumber pendapatan utama Irak, Angkatan Udara Iran mulai membom industri minyak Irak pada 26 September 1980. Operasi ini mengakibatkan bentrokan antara kedua jenis pesawat tempur ini.
Yang pertama terjadi pada hari yang sama dan berkembang ketika sepasang Tiger II dicegat oleh sepasang MiG-21 saat mendekati kilang minyak Qanaqin.
Irak mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat yang diterbangkan oleh Pilot Iran terkenal Capt Zarif-Khadem. Tetapi Iran bersikeras ia jatuh ke tanah tidak ditembak tetapi mencoba untuk menghindari tabrakan dengan salah satu MiG.
Pada 14 November 1980, sepasang MiG-21bis dari Skuadron 47 yang dipimpin oleh kapten yang dipanggil “Zaki,” menangkap F-5E yang terpisah dari formasi setelah menyerang kilang minyak di Mosul. Salah menggambarkan sasarannya sebagai F-4 Phantom, Irak menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya.
“Pesan kami adalah untuk patroli wilayah yang kami pikir digunakan sebagai waypoint oleh musuh. Kami hati-hati mengamati langit dan beberapa menit kemudian melihat Phantom kesepian. Aku terjun dan mempercepat pesawat serta mendapat posisi yang baik dan menekan pelatuk. ”
“Saya tidak pernah menembakkan Magic sebelumnya, tapi mendengar ada yang mencetak kemenangan dengan rudal ini hampir sebulan sebelumnya,” lanjut pilot MiG-21 Irak.
“Rudal itu dipandu dan segala sesuatu tampak baik-baik saja sampai kemudian rudal itu menabrak ekor target saya. Reaksi pertama saya adalah shock, Magic meledak di dekat kokpit, menyebabkan bola api besar. ”