Kejar Amerika, China Upgrade Jaringan Sinyal Kapal Selam di Bawah Pasifik?
Kapal Selam China /National Interest

Kejar Amerika, China Upgrade Jaringan Sinyal Kapal Selam di Bawah Pasifik?

China telah mengumumkan rencana untuk meng upgrade jaringan sensor sipil dan teknologi komunikasi jarak jauh di Pasifik Barat. Meski mereka mengatakan teknologi ini digunakan untuk  penelitian ilmiah, analis menilai Angkatan Laut China bisa meggunakan  versi militer dari teknologi komunikasi ini untuk menghubungi kapal selam yang beroperasi jauh dari pangkalan.

Kantor Berita Xinhua  mengutip Wang Fan, wakil direktur Institut Oseanologi di Chinese Academy of Sciences di Qingdao Rabu 4 Januari 2017  mengatakan pelampung berisi sensor berada antara 400 dan 500 meter di bawah permukaan Pasifik Barat akan ditingkatkan tahun ini. Para peneliti mengatakan sensor terendam membantu  untuk meneliti  perubahan iklim dan arus laut, dan upgrade akan memungkinkan peralatan di pelampung untuk mengirim data langsung  ke pangkalan di China melalui teknologi satelit.

Xinhua melaporkan China telah mengerahkan ratusan pelampung, termasuk hampir 20 poin jangkar dalam, di Pasifik Barat sejak 2014. Namun data dari alat itu hanya dapat dikumpulkan  setahun sekali secara manual dengan mengambil hard drive karena  sulit untuk melakukan kontak radio dengan sensor melalui air

Teknologi baru akan memungkinkan pelampung laut dalam untuk mengirim data ke pelampung permukaan  melalui kabel atau gelombang suara nirkabel. Pelampung permukaan kemudian akan menyampaikan informasi ke satelit komunikasi.

Sistem sipil bekerja di kedalaman operasional  kapal selam nuklir, mengisyarakatan militer sudah bisa menggunakan jaringan bawah laut  serupa untuk berkomunikasi dengan kapal selam, menurut para ilmuwan lain akrab dengan teknologi.

Menurut para ilmuwan data yang dikumpulkan juga bisa membantu operasi angkatan laut. Pembacaan kecepatan air, suhu dan salinitas yang dikumpulkan oleh sensor laut dalam akan membantu kapal selam China menghindari turbulensi yang berbahaya.

Pelampung mungkin juga memonitor dan mencatat melintasnya kapal selam dari negara-negara lainnya. Pasifik Barat dekat berbagai negara yang terlibat dalam sengketa maritim dengan China, termasuk Jepang dan Filipina.

China juga semakin khawatir tentang  kegiatan militer Amerika Serikat di wilayah yang diklaim Beijing. China dan AS sedang berjuang untuk membangun  supremasi bawah gelombang di Laut China Selatan.

Lockheed Martin mengatakan enam tahun yang lalu mereka  mengembangkan teknologi serupa untuk kapal selam AS. Kapal selam nuklir  nuklir dapat menerima pesan tetapi tidak membalas  ketika di bawah air. Untuk mengirim pesan kapal selam harus ke permukaan yang menjadi pantangan bagi kapal selam karena akan terdeteksi.

Sebuah solusi yang diusulkan oleh perusahaan Lockheed   juga menggunakan pelampung permukaan untuk membangun hubungan antara pesawat dan satelit. Sistem baru dijuluki sebagai  metode komunikasi dua arah pertama untuk kapal selam di kedalaman. Pelampung dapat diluncurkan dengan pesawat atau oleh kapal selam itu sendiri.

Profesor Li Xiaodong, Director of the communication acoustics laboratory at the Institute of Acoustics at the Chinese Academy of Sciences , mengatakan teknologi menghadapi banyak tantangan. Di dalam, perairan tenang, komunikasi nirkabel dengan gelombang suara dapat mencapai  jarak lebih dari 10.000 meter.

Tapi jangkauan efektif akan berkurang dengan cepat dengan adanya suara latar belakang seperti mesin kapal atau ikan paus.

“Teknologi ini bekerja lebih baik di lautan yang jauh dari daerah lepas pantai,” katanya. “Kemajuan yang nyata adalah bahwa mereka tampaknya telah memecahkan masalah operasi jangka panjang dengan [pelampung laut dalam] konsumsi daya rendah untuk komunikasi satelit.”