
Apakah ada masa depan untuk torpedo supercavitating? Amerika Serikat telah bekerja untuk membangun senjata semacam itu sejak tahun 1997, tetapi tampaknya tidak ada hasil.
Angkatan Laut Amerika saat juga sedang dalam proses upgrade torpedo Mark 48 untuk layanan ke masa mendatang. Persyaratan Angkatan Laut meminta torpedo yang jauh lebih unggul dari Shkval ini, termasuk turning, identifying, dan homing target.
Kapal selam Rusia menjadi satu-satunya kapal selam di dunia yang dilengkapi dengan supercavitating torpedo. Versi modern dari Shval dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional. industri Rusia juga menawarkan versi ekspor, Shkval E. Iran mengklaim memiliki torpedo supercavitating yang disebut Hoot dan diperkirakan sebagai reverse-engineered dari Shkval.
Pada tahun 2004, kontraktor pertahanan Jerman Diehl-BGT mengumumkan telah membangun torpedo demonstrator yang dikenal sebagai Barracuda. Senjata ini diharapkan bisa melesat dengan kecepatan hingga 194 knot.
Barracuda dimaksudkan untuk diluncurkan dari kapal selam dan kapal permukaan, dan model uji dapat melakukan perjalanan lurus dan melengkung. Namun, program ini tampaknya tidak pernah diterjemahkan menjadi senjata nyata.
Meski sebuah senjata yang bising, tetapi Shkval telah menghancurkan paradigma perang bawah air.Dengan kecepatan 200 knot, torpedo ini tetaplah senjata dengan kemampuan yang sangat menarik. Dan karena persaingan angkatan laut memanas di Atlantik dan Pasifik, kita dapat melihat lebih banyak angkatan laut mengadopsi desain supercavitating dan menyesuaikan sesuai taktik bawah air mereka. Perang bawah gelombang pun menjadi semakin berbahaya dan mematikan.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2016/11/05/6-torpedo-ini-paling-mengancam-kapal-selam/