Serangan Udara dan Bentrokan Ganggu Gencatan Senjata di Suriah

Serangan Udara dan Bentrokan Ganggu Gencatan Senjata di Suriah

Gencatan senjata di Suriah yang diperantarai oleh Turki dan Rusia masih berjalan di sebagian besar daerah Negara tersebut, kendati ada pelanggaran sporadis di sejumlah titik.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris mengatakan daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Kecil Wadi Barada di bagian barat-laut Ibu Kota Suriah, Damaskus, menghadapi serangan udara. Sedikitnya 20 serangan udara dilakukan oleh jet-jet tempur Suriah.

Serangan tersebut diikuti oleh bentrokan antara pasukan Pemerintah Suriah dan kelompok gerilyawan, terutama Jabhat Fateh Ash-Sham, sebelumnya bernama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida dan tak dimasukkan dalam gencatan senjata sebab kelompok itu dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris, bersama dengan ISIS.

Gerilyawan di Wadi Barada, tempat mata air Figeh menjadi sumber pasokan utama air buat Damaskus, telah memutus air minum ke ibu kota selama delapan hari, sehingga pemerintah dipaksa menggunakan sumur cadangan untuk memenuhi keperluan lebih dari lima juta warga di kota tersebut.

Pemadaman seperti itu telah menambah beban bagi Damaskus, sebab warga berjuang untuk memenuhi keperluan air, sementara tak terlihat penyelesaian dalam waktu dekat.

Selain di Wadi Barada, dua bom mortir yang ditembakkan oleh pasukan pemerintah mendarat di Daerah Ghouta Timur, yang dikuasai gerilyawan, di Kota Kecil Jisreen, kata Observatorium itu tanpa memberi perincian mengenai korban tewas.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia sebagaimana dikutip Reuters Jumat 30 Desember 2016, mengatakan kelompok gerilyawan, yang diduga memiliki hubungan dengan Jabhat Fateh Ash-Sham, menyerang posisi pemerintah di Kota Kecil Mhardeh di Provinsi Hama di Suriah Tengah, menewaskan dan melukai enam prajurit.

Sementara itu, di pinggiran utara Hamas, pasukan pemerintah menyerang daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Kecil Taybat Imam dan Btaish dengan menggunakan senapan mesin.

Di Provinsi Daraa di Suriah Selatan, satu bom barel yang ditembakkan oleh pasukan pemerintah ditujukan ke bagian tengah ibu kota provinsi tersebut, yang memiliki nama yang sama dengan nama provinsi itu, kata Observatorium tersebut.

Bentrokan sporadis juga dilaporkan terjadi di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu, yang sebagian besar dikuasai oleh gerilyawan.

Gencatan senjata tersebut adalah yang ketiga di Suriah. Gencatan senjata pertama pada Februari, yang berlangsung sekita tiga bulan sebelum ambruk, dan yang kedua dicapai pada September tapi hanya berjalan satu pekan.